Jakarta, IDN Times – PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pekan ini didorong oleh dua katalis utama, kebijakan The Fed yang lebih dovish dan suntikan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Proyeksi tersebut terbukti pada penutupan perdagangan awal pekan atau Senin (15/9/2025), IHSG ditutup menguat hingga 83,06 (+1,06 persen) ke level 7.937,12.
“Keputusan suku bunga The Fed yang berpotensi lebih dovish setelah data ketenagakerjaan melemah membuka peluang arus modal masuk kembali ke emerging market serta menjaga momentum penguatan harga emas sebagai salah satu sektor defensif pilihan investor, di mana jika suku bunga AS dipangkas kemungkinan dolar AS akan melemah dan membuat harga emas semakin naik,” tutur Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah dalam keterangan resminya, Senin (15/6/2025).
1. Sentimen domestik pekan ini
Dia menambahkan, dari domestik, pasar fokus pada kebijakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang menempatkan dana Rp200 triliun di bank-bank BUMN untuk memperkuat likuiditas dan mendorong kredit sektor riil yang diproyeksikan memberi katalis positif bagi sektor perbankan.
Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program magang berbayar enam bulan bagi fresh graduate mulai kuartal IV-2025, sebagai upaya menjembatani pendidikan dengan kebutuhan industri. Dengan kombinasi sentimen global dan domestik tersebut, Hari pun optimis IHSG berpotensi menguat menguji resistance di 8.000 dengan support di 7.650.
“Proyeksi penguatan ini akan terjadi setelah IHSG terkoreksi tajam -3,53 persen di awal pekan lalu akibat reshuffle Menkeu, dengan capital outflow asing hingga Rp6 triliun. Namun, sentimen positif dari kebijakan penyuntikan dana Rp200 triliun ke perbankan mendorong rebound +2,49 persen, sehingga sepanjang pekan IHSG hanya melemah -0,17 persen,” ujar Hari.
2. Sentimen asing dan domestik yang memengaruhi IHSG pekan lalu
Hari menyebutkan, pergerakan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global dan domestik. Dari global terdapat peluang besar bahwa keputusan suku bunga AS pekan ini akan menjadi katalis utama pergerakan pasar global. Data ketenagakerjaan di AS yang cenderung melemah berpotensi mendorong The Fed mengambil sikap lebih dovish, sehingga memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga.
“Bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, dinamika ini penting dicermati karena akan mempengaruhi arus modal global dan sentimen investor. Dalam kondisi tersebut, aset safe haven seperti emas serta saham di sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti perbankan hingga real estate diperkirakan akan mendapat perhatian lebih dari pelaku pasar,” tutur Hari
Di sisi lain, sentimen dari domestik terkait dengan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa yang menetapkan kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank BUMN untuk penyaluran kredit sektor riil. Rinciannya, Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memperoleh Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, serta BSI Rp10 triliun.
“Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito on call dengan bunga sekitar 4 persen dan tenor enam bulan. Bank penerima wajib menandatangani perjanjian dengan Kemenkeu dan melaporkan penggunaan dana secara berkala. Meski kebijakan ini positif bagi likuiditas dan pertumbuhan ekonomi, pasar tetap mencermati tekanan outflow asing dan stabilitas rupiah,” ujar Hari.
3. Rekomendasi IPOT pekan ini
Merespons dinamika pasar ini, IPOT memberikan tiga rekomendasi saham pekan ini yang bisa dipantau oleh trader maupun investor. Berikut daftarnya:
1. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
Sektor perbankan berpotensi memperoleh katalis positif pada pekan depan, seiring kebijakan pemerintah terkait penempatan dana di bank-bank BUMN. Khususnya, saham BBTN menunjukkan tren uptrend setelah pada perdagangan Jumat lalu mencatat penguatan sebesar 4 persen. Pergerakan ini mengindikasikan potensi lanjutan kenaikan.
2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
Sektor emas diproyeksikan masih berpotensi melanjutkan penguatan pada pekan ini, sejalan dengan tren harga emas global. Saham MDKA dapat menjadi salah satu pilihan menarik, didukung sentimen kenaikan harga emas serta rencana IPO anak usahanya EMAS.
3. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Sektor real estate berpotensi memperoleh sentimen positif dari kebijakan pemerintah yang menempatkan dana Rp200 triliun di perbankan, sehingga memberikan ruang lebih luas bagi penyaluran kredit, termasuk ke sektor properti, dengan potensi bunga yang lebih kompetitif.
Saham BSDE dapat menjadi pilihan pekan ini, didukung sentimen tersebut serta komitmen perseroan dalam mengalokasikan belanja modal sebesar Rp3-4 triliun sepanjang 2025 yang hingga paruh pertama telah terealisasi Rp2,2 triliun.
5 Rekomendasi Aplikasi Saham Aman dan Terpercaya 2025 Bahlil Sebut RI Berpotensi Tambah Saham 10 Persen Lebih di Freeport Warren Buffett Tambah Investasi Kontroversial, Ini 5 Saham Terbarunya