
Anak usaha Astra di sektor infrastruktur, PT Astra Tol Nusantara (Astra Infra), memandang penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen bisa berdampak baik pada bisnis Astra Infra.
Group Chief Financial Officer (CFO) Astra Infra, Halim Wahjana, mengatakan dalam pembangunan jalan tol, Astra Infra sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berurusan dengan perbankan.
Menurut dia, pendanaan pembangunan jalan tol dari perbankan bisa melalui skema pendanaan bersama maupun melalui penerbitan obligasi. Penurunan suku bunga dinilai bisa membantu meringankan beban pembiayaan tersebut.
“Alhamdulillah ini membantu tadinya ada beban utang, pembayaran interest-nya cukup besar. Dengan insentif ini kami akan sangat terbantu,” tutur Halim dalam gelaran Astra Media Day di Menara Astra, Selasa (23/9).
Halim mengatakan bersamaan dengan beban pembiayaan yang terbantu, Astra dari sisi perusahaan juga terus menjaga cashflow.

“Artinya cashflow yang baik, kalau kita mau ekspansi, kita memiliki capacity, kalau kami melakukan operation, lalu kami akan bisa membiayai biaya operasional itu. Sehingga hasilnya tentu secara berkelanjutan akan berkontribusi kepada Astra,” tuturnya.
Saat ini Astra Infra mengelola total 396 km jalan tol yang dikelola oleh 8 BUJT. Selain itu Astra Infra mengoperasikan sekitar 30 persen tol Trans Jawa.
Jalan tol yang ada di bawah Astra Infra meliputi Jalan Tol Tangerang–Merak (72,5 km), Cikopo–Palimanan atau Cipali (116,8 km), Semarang–Solo (75,7 km), Jombang–Mojokerto (40,5 km), Surabaya–Mojokerto (36,3 km), dan Pandaan–Malang (38,5 km).
Kemudian Tol Kunciran–Serpong atau JORR 2 (11,2 km) serta Tol Ulujami–Kebon Jeruk atau JORR 1 (7,7 km).