Bank Digital Mulai Turunkan Bunga sejalan Arah BI Rate dan Bunga Penjaminan LPS

Ussindonesia.co.id JAKARTA – Sektor bank digital menunjukkan respons sigap terhadap kebijakan moneter terkini. Setelah Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serentak melakukan pemangkasan suku bunga BI Rate dan LPS Rate, berbagai pemain di industri ini mulai melakukan penyesuaian bunga simpanan.

PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO), melalui Direktur Keuangan Rustarti Suri Pertiwi, mengungkapkan bahwa perseroan telah mengimplementasikan penyesuaian suku bunga secara bertahap dan beragam sepanjang semester II/2025. Langkah strategis ini ditempuh dengan cermat, mempertimbangkan dinamika likuiditas pasar, kondisi internal bank, serta kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh para pesaing (peers).

Rustarti juga menuturkan, Bank Raya secara berkala mengevaluasi suku bunga simpanan yang ditawarkannya. Evaluasi ini dilakukan dengan teliti, menganalisis kondisi likuiditas Bank Raya dan industri secara keseluruhan, di samping memantau tingkat suku bunga yang diberlakukan oleh bank-bank sejenis. Saat ini, Bank Raya menawarkan produk deposito dengan berbagai variasi tingkat suku bunga, disesuaikan dengan tenor yang dipilih nasabah dan jumlah dana yang disetorkan.

Sejalan dengan langkah tersebut, PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) juga mengambil inisiatif serupa. Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menjelaskan bahwa Krom Bank telah menyelaraskan suku bunga simpanan mereka mengikuti siklus pelonggaran kebijakan Bank Indonesia.

Anton menambahkan, tingkat suku bunga Krom Bank tetap dirancang agar kompetitif. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah yang menarik bagi nasabah sekaligus memosisikan Krom Bank sebagai bank digital pilihan utama. “Kami secara berkesinambungan meninjau penetapan harga (pricing) agar selalu selaras dengan dinamika pasar serta strategi jangka panjang perseroan,” ungkap Anton kepada Bisnis. Lebih lanjut, pendekatan Krom Bank tidak sekadar mengikuti fluktuasi suku bunga, melainkan juga berfokus pada pemeliharaan kepercayaan nasabah dan dukungan terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Di sisi lain, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) turut mengumumkan rencana penurunan suku bunga mereka. Ganda Raharja Rusli, Direktur Risiko, Legal, dan Kepatuhan, memaparkan bahwa penurunan ini akan berlaku untuk produk tabungan maupun deposito. “Sesuai dengan regulasi OJK, Allo Bank telah mengumumkan rencana penurunan suku bunga sejak awal September, yang dijadwalkan akan efektif berlaku pada awal Oktober,” jelas Ganda kepada Bisnis.

Sebagai latar belakang kebijakan ini, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebelumnya telah menetapkan penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00%. Keputusan ini juga diikuti dengan pemangkasan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, serta suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.

Tak ketinggalan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga melakukan langkah serupa dengan kembali memangkas tingkat bunga penjaminan (TBP). Pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) ini menjadikan TBP untuk simpanan rupiah di bank umum menjadi 3,50%, dan 6,00% untuk Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Sementara itu, untuk simpanan dalam bentuk valuta asing (valas) di bank umum, LPS menetapkan bunga penjaminan sebesar 2,00%. Penetapan TBP ini merupakan hasil keputusan Rapat Dewan Komisioner (RDK) LPS yang berlangsung pada 22 September 2025.

Tingkat bunga penjaminan ini akan mulai berlaku efektif pada 1 Oktober 2025 hingga 31 Januari 2026. Meskipun demikian, LPS menegaskan bahwa TBP dapat diubah sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan signifikan pada kondisi perekonomian maupun perbankan.