Daftar Pemilik Superbank yang Dikabarkan IPO, Ada Grab hingga Emtek (EMTK)

Ussindonesia.co.id, JAKARTA – Jagat media sosial baru-baru ini dihebohkan oleh tangkapan layar yang mengindikasikan bahwa PT Super Bank Indonesia, atau yang lebih dikenal sebagai Superbank, akan segera melangkah ke lantai bursa melalui penawaran umum perdana (IPO Superbank). Informasi yang beredar tersebut menyebutkan bahwa Superbank direncanakan akan melaksanakan IPO pada pertengahan Oktober 2025. Jumlah saham yang ditawarkan diperkirakan mencapai 35,88 juta lot, setara dengan 20,05% dari total saham perusahaan, dengan harga penawaran awal yang dikabarkan berada di kisaran Rp250-Rp300 per saham.

Namun, kehebohan ini segera ditepis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). I Gede Nyoman Yetna, selaku Direktur Bursa Efek Indonesia, dengan tegas menyatakan bahwa saat ini tidak ada proses IPO yang sedang berlangsung atas nama Superbank. “Saat ini perusahaan sebagaimana tangkapan layar [Superbank] tidak sedang melakukan book building ataupun offering di sistem e-IPO,” ujar Yetna kepada awak media, pada Jumat (26/9/2025). Pernyataan ini sekaligus meluruskan spekulasi yang beredar luas di publik terkait rencana IPO Superbank.

Menariknya, ini bukan kali pertama bank digital yang kini bernama Superbank tersebut berencana melakukan IPO. Sebelumnya, entitas ini dikenal sebagai PT Bank Fama International Tbk. (FAMA) dan sempat hampir melantai di bursa pada akhir 2020. Saat itu, Bank Fama berencana melepas 24% saham dengan rentang harga Rp298-Rp328, namun rencana tersebut kemudian dibatalkan. Sejarah ini menunjukkan bahwa isu IPO bukanlah hal baru bagi perusahaan perbankan ini.

Lantas, seperti apakah profil Superbank saat ini dan siapa saja entitas di balik kepemilikan saham Superbank? Dikutip dari laman resminya, Superbank adalah sebuah bank digital yang berawal dari PT Bank Fama International, didirikan di Bandung pada tahun 1993. Perusahaan ini secara resmi berganti nama menjadi Superbank pada awal 2023 dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta, sambil tetap mempertahankan kantor cabang di Jakarta dan Bandung.

Transformasi Superbank tak berhenti di sana. Era baru dimulai saat perusahaan ini bergabung dengan Emtek Group pada akhir 2021. Kemudian, Grab dan Singtel menyusul sebagai investor pada awal 2022, disusul oleh KakaoBank pada tahun 2023, yang turut bergabung dalam konsorsium kepemilikan. Konsorsium ini memperkuat posisi Superbank di ekosistem industri bank digital.

Memasuki tahun 2024, Superbank semakin agresif memperkuat layanannya dengan meluncurkan berbagai produk inovatif. Di antaranya adalah Saku by Superbank dan Celengan by Superbank, serta produk deposito dengan bunga kompetitif dan jangka waktu fleksibel mulai dari 7 hari. Tak hanya itu, Superbank juga memperkenalkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS). Kolaborasi strategis pun terjalin dengan OVO, melahirkan OVO Nabung, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna mengubah saldo OVO mereka menjadi rekening tabungan berbunga.

Untuk memahami lebih jauh struktur kepemilikan, data per 15 Agustus 2025 menunjukkan bahwa pemegang saham mayoritas Superbank adalah PT Elang Media Visitama, yang menggenggam 31,11% kepemilikan. Disusul oleh PT Kudo Teknologi Indonesia dengan 19,16%, GXS Bank Pte. Ltd. sebesar 12%, dan A5-DB Holdings Pte. Ltd. sebesar 11,52% dari total saham Superbank.

Penting untuk dicatat bahwa PT Kudo Teknologi Indonesia adalah perusahaan teknologi O2O yang diakuisisi oleh Grab pada tahun 2017 dan kemudian diubah menjadi GrabKios. Serupa dengan itu, GXS Bank adalah bank digital di Singapura yang berada di bawah kendali Grab Holdings Inc dan Singtel. Sementara itu, A5-DB Holdings Pte. Ltd. merupakan anak usaha dari Grab Holdings Limited (Grab) dan Singtel Alpha Investments Pte. Ltd.

Adapun sisa kepemilikan saham Superbank didistribusikan kepada KakaoBank Corp sebesar 9,95%, Singtel Alpha Investment Pte. Ltd. 8,46%, dan perusahaan grup lainnya yang memiliki porsi kepemilikan di bawah 5% sebesar 7,80%. Di antara para pemilik Superbank yang terkemuka, Eddy K. Sariaatmadja menggenggam 21,89% kepemilikan di PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), yang merupakan perusahaan induk dari PT Elang Media Visitama. Sementara itu, Anthony Tan Ping Yeow, pendiri Grab, tercatat menggenggam 3,7% kepemilikan di Grab Holdings Limited, induk usaha A5-DB Holdings Pte. Ltd. dengan kepemilikan 100%.

Ringkasan

Baru-baru ini beredar kabar mengenai rencana IPO Superbank pada pertengahan Oktober 2025. Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) membantah kabar tersebut dan menyatakan bahwa Superbank saat ini tidak sedang dalam proses IPO. Sebelumnya, bank digital ini, yang dulu bernama PT Bank Fama International Tbk (FAMA), pernah memiliki rencana IPO yang kemudian dibatalkan.

Superbank, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Fama, telah bertransformasi dengan bergabung bersama Emtek Group, Grab, Singtel, dan KakaoBank sebagai investor. Pemegang saham mayoritas saat ini adalah PT Elang Media Visitama, diikuti oleh PT Kudo Teknologi Indonesia (Grab), GXS Bank Pte. Ltd. (Grab dan Singtel), dan A5-DB Holdings Pte. Ltd. (Grab dan Singtel).