
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten pengolahan sarang burung walet, PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) resmi menggelar hajatan penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) pada Senin (8/12/2025). RLCO menjadi perusahaan tercatat ke 25 yang tercatat di BEI pada tahun 2025.
RLCO telah beroperasi sejak 2014 dengan basis produksi di Bojonegoro, Jawa Timur, serta telah mengantongi sejumlah sertifikasi internasional dan izin ekspor.
Perusahaan ini tumbuh dari eksportir sarang burung walet menjadi salah satu pemimpin kesehatan konsumen di Indonesia. Menyelaraskan diri dengan perubahan preferensi konsumen dan kebutuhan kesehatan, perusahaan bertransformasi dari ekspor bahan mentah menjadi produsen untuk produk Superfood melalui anak usaha.
BEI Buka Kunci CARE, NATO, RLCO, dan AYAM, Saham Langsung Melonjak
Portofolio perusahaan kini mencakup minuman sarang burung walet, kaldu ayam tinggi protein, suplemen kolagen dan inovasi nutrisi berbasis protein yang mendukung energi harian, pemulihan cepat, serta vitalitas jangka panjang.
Direktur Utama RLCO Edwin Pranata menyampaikan bahwa ke depan RLCO akan semakin menitikberatkan strategi pertumbuhan pada penguatan hilirisasi. Ekspansi bisnis bakal diarahkan pada produk-produk olahan bernilai tambah.
Langkah ini diambil seiring besarnya potensi pasar wellness, obat-obatan, suplemen, dan vitamin yang dinilai masih terbuka lebar. Sejumlah negara pun telah menjadi target ekspansi, antara lain Vietnam, Thailand dan Amerika Serikat.
“Kita sedang mengenalkan produk merek yang nanti akan dipasarkan perusahaan di luar. Jadi itu yang akan menjadi tema besar di tahun 2026,” kata Edwin di Gedung BEI, Senin (8/12/2025) lalu.
Edwin menyebutkan ekspor produk seperti minuman sarang burung walet akan dimulai pada kuartal IV-2025 ke Vietnam, disusul ke Thailand pada kuartal II-2026, dan ke Amerika Serikat pada kuartal IV-2026. Selain itu, perusahaan juga berencana menambah pasar ekspor ke negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina.
Dengan bertambahnya cakupan pasar ekspor tersebut, kontribusi pendapatan dari ekspor diperkirakan akan menembus lebih dari 80% terhadap total pendapatan perusahaan di tahun 2026.
Secara umum, portofolio ekspor akan difokuskan pada produk-produk yang masih berada dalam ekosistem industri kesehatan konsumen.
Baru Listing, Saham Abadi Lestari (RLCO) Masuk Radar UMA di BEI
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan RLCO, Dwiadi Prastian Hadi menyampaikan bahwa perusahaan membidik laba bersih sekitar Rp 40 miliar pada tahun 2026. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan laba tahun 2025 yang berada di kisaran Rp 30 miliar.
Dari sisi top line, RLCO juga menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga Rp 700 miliar pada 2026, naik dari estimasi pendapatan tahun 2025 yang berada di kisaran Rp 600 miliar. Kenaikan target kinerja fundamental tersebut juga sejalan dengan kenaikan tingkat utilitas pabrik milik perusahaan usai IPO.
“Kalau utilisasi saat ini belum sampai 50%. Diharapkan nanti dengan penambahan dana IPO kita bisa meningkatkan produksi di atas 60%, sehingga kemampuan laba kita bisa meningkat,” ujar Dwiadi di gedung BEI, Senin (8/12/2025).
Dana IPO
Dengan menawarkan maksimal 625 juta saham, RLCO memperoleh dana segar Rp 105 miliar. Adapun jumlah yang ditawarkan RLCO setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi akan dialokasikan untuk memperkuat permodalan dan mendukung kebutuhan operasional perusahaan.
Sebanyak sekitar 56,33% dari dana IPO akan digunakan langsung oleh RLCO sebagai modal kerja, khususnya untuk pembelian bahan baku berupa sarang burung walet. Langkah ini bertujuan menjaga kesinambungan pasokan bahan baku seiring dengan rencana peningkatan kapasitas dan ekspansi usaha.
RLCO Resmi IPO di BEI, Saham Langsung ARA Naik 34,52%, Hari Ini (9/12) Beli/Jual?
Sementara itu, sekitar 43,67% dari dana hasil IPO akan disalurkan kepada entitas anak, PT Realfood Winta Asia, dalam bentuk penyertaan modal. Dana tersebut juga akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pembelian bahan baku sarang burung walet guna mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis anak usaha.
Konsisten Sentuh ARA
Pada hari pertama pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) melonjak 34,52% ke level Rp 226 per saham, sekaligus menyentuh Auto Rejection Atas (ARA) pada awal perdagangan Senin (8/12/2025).
Tren penguatan saham RLCO berlanjut dengan konsisten berada di zona ARA selama enam hari perdagangan berturut-turut, hingga Bursa Efek Indonesia memberlakukan suspensi perdagangan pada Selasa (16/12/2025).
Setelah suspensi dicabut, laju saham RLCO kembali berlanjut. Hingga perdagangan Jumat (19/12/2025), saham RLCO kembali mencatatkan ARA dengan kenaikan 24,88% ke level Rp 1.330 per saham.