
Ussindonesia.co.id MALANG — Ekonomi Wilayah Kerja (Wilker) Bank Indonesia (BI) Malang pada triwulan III/2025 diproyeksikan tumbuh lebih tinggi bila dibandingkan triwulan II/2025, antara lain lantaran dipicu realisasi belanja pemerintah yang lebih tinggi.
Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Dedy Prasetyo, mengatakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan II/2025 selain belanja pemerintah adalah hari besar keagamaan seperti Iduladha dan Maulid Nabi Muhammad SAW yang memicu konsumsi, serta realisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Pada triwulan III 2025, ekonomi Wilker BI Malang sebesar 5,82% (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 5,00% (yoy),” ucap Dedy Prasetyo, Senin (22/9/2025).
: Transaksi QRIS di Wilayah Kerja BI Malang Tembus Rp7,5 Triliun
Dari sisi pengeluaran, kata dia, kinerja ekonomi pada triwulan II 2025 masih didorong oleh konsumsi RT (64,6%), yang tumbuh sebesar 4,69% (yoy).
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/Investasi memberikan kontribusi sebesar 29,8%, yang tumbuh sebesar 5,77% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 2,43% (yoy) yang didorong oleh komponen nonbangunan, tercermin dari kenaikan impor barang modal.
: : Lelang Perencanaan Tol Malang-Kepanjen Diproyeksikan Dilaksanakan Tahun Depan
Menurutnya, dari sisi sektoral kinerja ekonomi didorong oleh sektor sekunder dan tersier, menyusul sektor primer yang termoderasi.
Wilker BI Malang tumbuh di atas Jawa Timur maupun nasional, yang masing-masing mencapai 5,23% dan 5,12%. Pertumbuhan Kota Malang yang mencapai 6,37% ditopang oleh sektor sekunder dan tersier.
: : Ekosistem Lamun di Malang Selatan Terancam akibat Reklamasi dan Pembangunan
Kabupaten Malang yang mencapai pertumbuhan 5,96% didorong oleh peningkatan pada sektor sekunder, Kota Batu (4,70%) sedikit tertekan pada triwulan II/2025 lantaran penurunan pada sektor primer dan tersier (PHR dan Jasa).
Wilayah Pasuruan tumbuh solid dan berada di atas Jawa Timur maupun nasional. Kota Pasuruan (5,71%) ditopang sektor tersier, sementara Kabupaten Pasuruan (5,74%) ditopang oleh sektor sekunder (industri pengolahan).
Probolinggo tumbuh sejalan peningkatan pertumbuhan di Jawa Timur maupun Nasional. Kota Probolinggo (5,61%) tumbuh solid didorong perbaikan pada seluruh sektor utamanya sektor tersier, dan sekunder.
Adapun Kabupaten Probolinggo (5,25%) tumbuh lebih baik didorong oleh kinerja sektor sekunder (industri pengolahan) di tengah pelambatan sektor primer.
Menurutnya, setiap wilayah menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Pengangguran menjadi masalah yang paling banyak dihadapi di wilayah kerja BI Malang.
Kabupaten Malang tercatat memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang mencapai 5,13%, lebih tinggi dari rerata Jatim yang mencapai 4,19%.
Kabupaten Pasuruan mencatat TPT 5,02%, Kota Malang 6,10%, Kota Probolinggo 4,44%, dan Kota Pasuruan 4,63%.