
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia kembali tertahan di kisaran tertinggi sepanjang masa seiring munculnya ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Reli emas sempat membawa harga ke level US$3.745 per ons—kurang dari US$50 dari rekor Selasa lalu—namun terkoreksi setelah data menunjukkan penjualan rumah baru di AS melonjak pada Agustus, tercepat sejak awal 2022.
Berdasarkan data Reuters, Kamis (25/9/2025), harga emas di pasar spot menguat 0,13% ke level US$3.740,69 per troy ounce pada pukul 09.54 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex menguat 0,21% ke level US$3,740 per troy ounce.
: Harga Emas Antam Hari Ini 25 September 2025, Turun Jadi Rp2,17 Juta per Gram
Penguatan dolar ke level tertinggi dalam hampir dua pekan membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Sentimen pasar juga dipengaruhi komentar pejabat AS. Menteri Keuangan Scott Bessent pada Rabu menyampaikan kekecewaannya karena Ketua Fed Jerome Powell belum memberikan kejelasan agenda pemangkasan suku bunga.
Powell sendiri awal pekan ini kembali menegaskan perlunya langkah hati-hati, mengingat melemahnya pasar tenaga kerja dan potensi tekanan inflasi.
Meski begitu, emas tetap menjadi salah satu komoditas unggulan tahun ini, ditopang pemangkasan suku bunga Fed pekan lalu, permintaan tinggi dari bank sentral, serta lonjakan aliran dana ke ETF emas yang mencapai rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Harga emas bahkan sempat naik hingga 1,2% ke US$3.791,10 per troy ounce setelah laporan Bloomberg mengungkap rencana China menjadi kustodian cadangan emas asing.
: : Harga Emas Perhiasan Hari Ini 25 September Naik Lagi, Rp1,92 Juta Per Gram
Fokus berikutnya adalah rilis data indeks harga belanja konsumen (PCE), yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed, yang dijadwalkan Jumat. Analis memperkirakan inflasi inti tumbuh lebih lambat pada Agustus, yang bisa memperkuat peluang pemangkasan suku bunga.