IHSG Diprediksi Bervariasi, Investor Cermati Data Ekonomi Makro AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bervariasi pada Kamis (25/9). Sebelumnya, IHSG ditutup naik 1,36 poin atau 0,02 persen ke level 8.162,56 pada perdagangan Rabu (24/9).

Analis Phintraco Sekuritas menilai kenaikan IHSG pada Rabu (24/9) diiringi dengan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat penguatan USD Index dan mayoritas mata uang Asia yang ikut tertekan.

Secara teknikal, Phintraco mencatat indikator Stochastic RSI berada di area overbought, sementara histogram MACD masih positif namun volume jual meningkat.

“IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif pada kisaran 8.070–8.170. Jika mampu menembus level resistance 8.170, indeks berpotensi menguji level psikologis 8.200. Namun jika gagal bertahan di atas 8.070, ada potensi menguji support 8.020–8.050,” tulis analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Kamis (25/9).

Secara global, pada Kamis (25/9) AS akan merilis data Durable Goods Orders bulan Agustus 2025 yang diperkirakan -0,5 persen MoM, membaik dari -2,8 persen MoM pada Juli 2025. Selain itu, pertumbuhan GDP kuartal II/2025 final diperkirakan 3,3 persen QoQ, berbalik dari -0,5 persen QoQ di kuartal I/2025.

Phintraco merekomendasikan saham ERAA, PGAS, EXCL, CBDK, dan BBRI untuk perdagangan Kamis (25/9).

Analis MNC Sekuritas menilai penguatan IHSG pada Rabu (24/9) disertai munculnya volume penjualan di area 8.155.

“Best case, pergerakan IHSG masih berada pada bagian dari wave [iii] dari wave 5, sehingga berpeluang menguat ke rentang 8.192–8.260. Namun, pada skenario label biru (skenario terburuk), IHSG rawan terkoreksi ke area 7.959–8.039,” tulis MNC Sekuritas.

Adapun saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas adalah BRIS, DKFT, DOOH, dan INKP.

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual produk investasi tertentu.