Jumlah IPO Susut, Pelaku Pasar Berharap Listing Emiten Fundamental Baik

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun ini baru mencapai 22 perusahaan. Pelaku pasar pun menanti lebih banyak perusahaan berfundamental kuat untuk melakukan initial public offering (IPO).

Berdasarkan data BEI, terdapat 22 emiten yang go public dengan nilai emisi Rp10,39 triliun per 4 September 2025. Pasar berharap BEI membawa emiten berfundamental baik untuk melakukan IPO. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan sejauh ini tujuan IPO menjadi alternatif pendanaan, jika dibandingkan pinjaman yang ada di perbankan. 

“Tapi IPO ini bukan serta-merta menjadi alternatif pendanaan karena ada faktor-faktor lain yang sebetulnya bisa kita perhatikan juga. Terus juga kita juga bisa melihat IPO memberikan tingkat likuiditas yang jauh lebih baik bagi emiten,” kata Nico, Senin (22/9/2025). 

: Merdeka Gold (EMAS) Listing di BEI Selasa (23/9), Buka Keran IPO Jumbo Lain?

Dia melanjutkan, saat ini pasar mengharapkan Bursa dapat membawa perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental baik, dan memiliki potensi valuasi di masa datang, untuk menjadi perusahaan terbuka.

Hal tersebut agar pelaku pasar dan investor bisa kembali masuk berinvestasi saham di bursa efek dan mampu meningkatkan market cap dari IHSG. 

“Yang kedua meningkatkan volume transaksi dari IHSG, dan yang ketiga tentu saja mampu memberikan daya tarik bagi pelaku pasar dan investor asing untuk ikut masuk ke dalam bursa efek Indonesia,” ujar Nico.

Sebagaimana diketahui, BEI menargetkan 66 IPO emiten baru pada tahun 2025. Sampai saat ini, baru terdapat 22 perusahaan yang melakukan pencatatan saham di Bursa. Artinya, BEI baru memenuhi 33,33% dari target pencatatan saham di tahun ini. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan penurunan jumlah IPO terjadi seiring dengan penilaian OJK yang mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas.

“Sekarang kami lebih mengutamakan kualitas, tentunya kami tidak melupakan [perusahaan] medium scale untuk masuk Bursa. Tetapi kami tidak serta merta hanya memikirkan kuantitas, tetapi lebih banyak kepada kualitas,” kata Inarno dalam Rapat Kerja bersama DPR pekan lalu. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.