
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Keluarga Sampoerna dikabarkan tengah menimbang penjualan mayoritas kepemilikan saham di PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO).
Berdasarkan laporan Bloomberg, narasumber yang mengetahui informasi ini mengungkapkan bahwa Keluarga Sampoerna tengah bekerja sama dengan penasihat keuangan melalui Twinwood Family Holding Ltd.
Twinwood Family Holding merupakan pengendali SGRO dengan kepemilikan mencapai 1,19 miliar saham atau setara 65,72% saham per akhir Agustus 2025.
: Pendapatan Emiten Rokok Sampoerna (HMSP) Diramal Tertekan Daya Beli
Meski demikian, penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham SGRO adalah Putera Sampoerna, pengusaha yang dulu memiliki PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
“Nilai transaksi diperkirakan mencapai US$500 juta hingga US$700 juta untuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia [BEI] tersebut,” tulis laporan Bloomberg dikutip pada Kamis (11/9/2025).
Kabar ini lantas menyengat saham SGRO. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham emiten sawit ini menguat 5,07% ke level Rp4.560 per saham. Adapun sejak awal tahun atau year to date (YTD), saham SGRO sudah melonjak 113,08%.
Dari sisi kinerja, SGRO mencatat lonjakan laba bersih sebesar 236% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp538 miliar pada semester I/2025. Peningkatan kinerja ini membuat manajemen optimistis kinerja dapat terus membaik hingga akhir tahun.
Investor Relations SGRO, Stefanus Darmagiri, mengatakan pertumbuhan laba didorong oleh kenaikan volume produksi dan penjualan crude palm oil (CPO) yang meningkat 13% YoY dan produk palm kernel (PK) tumbuh 20% secara tahunan.
: : Kontraksi Penjualan Sampoerna (HMSP), Gudang Garam (GGRM), hingga Djarum saat Produksi Nasional Tertekan Rokok Ilegal
Selain itu, kenaikan harga CPO global turut menopang kinerja perseroan. Harga jual rata-rata CPO meningkat 18% YoY menjadi Rp14.530 per kilogram, sementara produk PK melonjak 87% secara tahunan menjadi Rp12.287 per kilogram.
Alhasil, profitabilitas SGRO mengalami pertumbuhan dengan margin laba kotor atau gross profit margin naik menjadi 32,3% pada semester I/2025 dari 20,6%.
Stefanus menyatakan program biodiesel B40 pada 2025 juga diperkirakan meningkatkan permintaan CPO domestik sehingga ekspor akan berkurang.
“Hal ini diharapkan berdampak terhadap harga CPO yang akan lebih stabil dan lebih baik,” ujarnya sebagaimana diberitakan Bisnis pada akhir Juli 2025.
_______________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.