
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Emiten kesehatan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) tengah melakukan sejumlah upaya untuk memperbaiki kinerja sahamnya yang telah tertekan sepanjang tahun berjalan 2025. Salah satunya melalui buyback saham dengan mengalokasikan dana hingga Rp1,5 triliun.
Adapun berdasarkan data Bursa pukul 14.40 WIB, harga saham Kalbe masih tertekan 13,24% sepanjang tahun berjalan 2025 (year to date/ YtD). Sementara itu secara harian, per pukul 14.40 WIB, harga saham Kalbe terkoreksi 2,08% ke Rp1.175 per lembar.
Upaya yang dilakukan Kalbe untuk meningkatkan value saham KLBF antara lain melakukan dengan melakukan aksi buyback saham hingga tetap konsisten dengan kebijakan pembagian dividen dengan rasio lebih dari 50%. Pasalnya, direksi menilai bahwa harga saham Kalbe saat ini tengah undervalued.
: Kalbe Farma (KLBF) Revisi Target Pertumbuhan 2025, Intip Alasannya
Director of Finance Accounting Kalbe Farma Kartika Setiabudy menerangkan, di tengah kondisi pasar saham Tanah Air yang dihadapkan sejumlah tantangan, Kalbe melakukan buyback saham dalam rangka memberikan kepastian kepada para investor terhadap kinerja saham KLBF ke depannya.
Adapun dana yang telah digelontorkan Kalbe untuk melakukan aksi buyback saham pada periode Mei 2024–April 2025 adalah sebesar Rp1 triliun. Aksi tersebut kembali dilakukan Kalbe pada periode Mei–Agustus 2025 dan telah menelan dana Rp250 miliar.
: : Kalbe Farma (KLBF) Perkuat Lini Alkes, Tak Khawatir Gempuran Produk AS
Bahkan, aksi buyback ini direncanakan akan berlanjut pada periode September–Desember 2025 dengan alokasi dana maksimal Rp250 miliar.
“Harapannya tentu kita bisa membantu memberikan keyakinan kepada market bahwa secara fundamental memang Kalbe terus menunjukkan achievement yang baik tapi memang tentunya ada faktor-faktor eksternal di market yang mempengaruhi kinerja harga saham kita,” katanya dalam paparan publik Kalbe, Jumat (12/9/2025).
: : Kalbe Farma (KLBF) Siap Buyback Saham Total Rp250 Miliar
Selain itu, Kalbe juga memastikan bahwa pihaknya berusaha untuk mempertahankan dividend payout ratio (DPR) di level 45–55%. Hal itu sejalan dengan dividend policy perseroan yang telah ditetapkan.
Kalbe Farma Tbk. – TradingView
Adapun sejak 2020, Kalbe berusaha untuk mempertahankan DPR di level lebih dari 50%. Pada 2020 misalnya, total DPR KLBF adalah 58%. Meskipun besaran DPR KLBF fluktuatif, tetapi selama tiga tahun belakangan, Kalbe memberikan DPR senilai 52% setiap tahunnya.
Begitu juga pada rencana pembagian dividen atas kinerja 2025, Kalbe tidak memiliki rencana untuk memperkecil DPR yang telah tinggi pada beberapa tahun sebelumnya.
“Nah ke depan kita akan terus berkomitmen untuk memberikan dividen yang cukup maksimal bagi pemegang saham di kisaran ini,” tambahnya.
Adapun secara fundamental, Kalbe membukukan penjualan neto sebesar Rp17,08 triliun sepanjang semester I/2025. Penjualan bersih itu naik 4,59% YoY dari Rp16,32 triliun pada paruh pertama 2024.
Dari empat segmen penjualan yang berkontribusi terhadap pendapatan Kalbe, hanya segmen nutrisi yang mencatatkan penyusutan penjualan. Segmen ini mencatatkan penjualan senilai Rp4,00 triliun, turun 3,14% YoY dari Rp4,13 triliun pada periode yang sama 2024.
Sementara itu, pendapatan Kalbe dari segmen obat resep naik 9,53%, segmen produk kesehatan naik 5,17%, dan segmen distribusi dan logistik naik 6,16% secara tahunan.
Alhasil, KLBF mengantongi pertumbuhan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar 9,36% YoY dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,97 triliun pada semester I/2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.