Masuk Hari Ketiga Listing di BEI, Saham Merdeka Gold (EMAS) Terperosok 11,26%

Pergerakan saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) menarik perhatian pasar sejak debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya berselang tiga hari setelah penawaran umum perdana (IPO), saham emiten pertambangan emas ini tercatat melemah signifikan, masuk ke zona merah pada perdagangan hari Kamis (25/9/2025).

Berdasarkan data BEI, nilai saham EMAS merosot tajam sebesar 410 poin atau setara 11,26 persen, mencapai level Rp3.230 hingga pukul 14.40 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, saham EMAS bergerak dalam rentang harga Rp3.100 hingga Rp3.550 per saham. Meskipun demikian, di level saat ini, saham EMAS masih membukukan return positif sebesar 12,15 persen dari harga IPO-nya yang ditetapkan pada Rp2.880 per saham.

Sebagai informasi tambahan, Merdeka Gold Resources resmi melantai di BEI pada 23 September 2025. Pada hari pertamanya, saham EMAS langsung mencatat performa gemilang dengan lonjakan 25 persen, menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada posisi Rp3.600. Momentum penguatan saham EMAS berlanjut pada perdagangan Rabu (24/9/2025), naik 1,11 persen ke level Rp3.640. Ini menunjukkan bahwa EMAS hanya mengalami satu kali ARA sejak pertama kali melantai di bursa.

Di balik volatilitas harga saham yang terjadi, prospek jangka panjang Merdeka Gold Resources tetap menjadi sorotan, terutama dari sudut pandang penjamin pelaksana emisi efek. Analis Trimegah Sekuritas, Alpinus Dewangga, menyoroti potensi pertumbuhan EMAS yang didukung oleh rencana produksi tambang emas Pani di Gorontalo, yang dijadwalkan akan dimulai pada kuartal I/2026.

Menurut catatan riset Trimegah Sekuritas, proyek tambang emas Pani memiliki sumber daya yang sangat menjanjikan, mencapai 292,4 juta ton atau setara 7 juta ons emas, dengan cadangan sebesar 77,5 juta ton atau 1,9 juta ons emas hingga akhir 2024. Perhitungan cadangan dan sumber daya ini dilakukan dengan asumsi harga emas US$1.650 per ons. Mengingat harga emas saat ini yang telah melampaui US$3.600 per ons, terdapat peluang besar untuk peningkatan sumber daya dan percepatan konversi sumber daya menjadi cadangan terbukti.

Proyek Pani sendiri mencakup Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) yang dimiliki oleh PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) serta Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM). Merdeka Gold Resources memiliki kepemilikan efektif sebesar 99,99 persen di kedua entitas tersebut, mengukuhkan dominasinya di proyek strategis ini.

Dewangga menjelaskan bahwa EMAS akan mengadopsi dua pendekatan pengolahan bijih emas, yaitu metode heap leach (HL) dan carbon in leach (CIL). Kombinasi inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya secara maksimal, memungkinkan pengolahan bijih sulfida kadar tinggi dan bijih oksida kadar rendah secara efisien. Dengan demikian, EMAS dapat mengoptimalkan perolehan emas dari berbagai jenis bijih.

Dari sisi produksi, diperkirakan emas akan mulai dihasilkan pada kuartal I/2026, bersamaan dengan selesainya pembangunan pabrik HL. Pabrik ini diproyeksikan mampu menghasilkan 79.000 ons emas pada tahun 2026 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya sekitar 500.000 ons pada tahun 2033. Sejalan dengan peningkatan output emas ini, Trimegah Sekuritas memprediksi pendapatan EMAS akan melonjak menjadi US$293 juta pada tahun 2026 dan terus meningkat ke US$381 juta pada tahun berikutnya.

Berdasarkan analisis yang mendalam, Trimegah Sekuritas memulai cakupan atas saham EMAS dengan target harga yang menarik, yakni Rp5.800 per saham. Valuasi ini dihitung menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan asumsi umur tambang selama 16 tahun, terhitung dari 2026 hingga 2041, serta menerapkan Weighted Average Cost of Capital (WACC) nominal sebesar 9,6 persen.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.