Penjualan Ritel Malang September Naik: Peluang Emas untuk Bisnis Lokal!

Ussindonesia.co.id MALANG — Sinyal positif perekonomian lokal semakin menguat di Malang, terlihat dari pertumbuhan penjualan eceran yang signifikan pada September 2025. Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) Malang menunjukkan, sektor ritel di wilayah tersebut bangkit dengan laju impresif, terutama didorong oleh lonjakan permintaan di kelompok kendaraan, peralatan dan komunikasi, serta kebutuhan bahan bakar.

Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengungkapkan bahwa hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) BI Malang memproyeksikan pertumbuhan penjualan eceran mencapai 5,48% (month-to-month/mtm) pada September 2025. Angka ini jauh melampaui realisasi bulan sebelumnya yang hanya tercatat 1,61% (mtm), menandakan percepatan geliat ekonomi yang patut diperhitungkan.

Febrina merinci, tiga kelompok komoditas utama yang menjadi motor penggerak pertumbuhan omzet tertinggi secara bulanan adalah kelompok kendaraan, yang melonjak 7,91% (mtm) dari sebelumnya 5,68% (mtm). Disusul ketat oleh kelompok peralatan dan komunikasi di toko dengan pertumbuhan sebesar 7,37% (mtm), serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor yang diproyeksikan tumbuh di level 4,76% (mtm).

Kenaikan omzet penjualan pada kelompok kendaraan, khususnya, didominasi oleh subsektor mobil yang mengalami pertumbuhan luar biasa hingga 9,19% (mtm). Peningkatan ini tak lepas dari strategi promo low down payment untuk segmen mobil middle to low yang digencarkan oleh para dealer, efektif merangsang minat beli konsumen. Selain itu, informasi dari responden SPE turut mengindikasikan adanya kenaikan harga per unit, yang secara langsung berdampak pada peningkatan total omzet penjualan kendaraan.

Sementara itu, kategori kelompok peralatan dan komunikasi di toko menunjukkan kinerja yang tak kalah cemerlang dengan pertumbuhan 7,37% (mtm), meningkat signifikan dari periode sebelumnya yang hanya 4,05% (mtm). Subsektor komputer dan perlengkapannya menjadi kontributor utama di balik lonjakan ini. Responden SPE mengkonfirmasi adanya peningkatan permintaan akan laptop middle-end, sejalan dengan tingginya kebutuhan masyarakat dalam menunjang proses belajar dan menyambut tahun ajaran baru di jenjang Perguruan Tinggi.

Tak ketinggalan, omzet penjualan bahan bakar kendaraan bermotor juga diproyeksikan tumbuh positif di level 4,76% (mtm), jauh melampaui realisasi periode sebelumnya sebesar 1,31% (mtm). Peningkatan ini didorong oleh melonjaknya permintaan di subsektor minyak pelumas sebesar 13,32% (mtm). Hal ini mengindikasikan peningkatan aktivitas penggunaan kendaraan bermotor oleh masyarakat, yang secara alami berimbas pada kebutuhan perawatan mesin secara berkala.

Menanggapi data ini, Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, memberikan pandangannya. Ia menilai bahwa peningkatan SPE ini merupakan indikasi kuat dari kenaikan daya beli masyarakat di Malang. Lebih lanjut, penurunan tingkat suku bunga juga turut berkontribusi terhadap peningkatan penyaluran kredit kendaraan bermotor, mempermudah akses kepemilikan bagi konsumen. Selain itu, dimulainya tahun ajaran baru di tingkat Perguruan Tinggi secara efektif mendongkrak permintaan akan peralatan penunjang perkuliahan, seperti komputer.

Joko Budi Santoso menambahkan, geliat ekonomi yang semakin terasa juga ditandai dengan peningkatan permintaan bahan bakar, yang secara tidak langsung menandakan peningkatan mobilitas faktor produksi, termasuk sumber daya manusia. Data ini secara kolektif mengindikasikan bahwa perekonomian domestik di Malang terus bergeliat positif, didukung oleh stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta berbagai kebijakan pemerintah yang efektif menstimulus pasar. Bahkan, ia juga menyoroti bahwa perombakan kabinet yang disertai kebijakan-kebijakan baru dari para menteri telah diterima dengan baik oleh pasar dan masyarakat, turut menciptakan iklim optimisme.

Ringkasan

Penjualan ritel di Malang pada September 2025 menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 5,48% (mtm), jauh melampaui bulan sebelumnya yang hanya 1,61% (mtm). Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan permintaan pada kelompok kendaraan, peralatan dan komunikasi, serta bahan bakar kendaraan bermotor. Subsektor mobil mencatat pertumbuhan luar biasa karena promo low down payment, sementara peningkatan kebutuhan laptop mendukung penjualan peralatan dan komunikasi.

Peningkatan penjualan juga menandakan kenaikan daya beli masyarakat dan didukung oleh penurunan suku bunga yang mempermudah kredit kendaraan. Peningkatan permintaan bahan bakar mengindikasikan peningkatan mobilitas, yang secara keseluruhan menunjukkan geliat positif perekonomian domestik di Malang. Stabilitas keamanan dan kebijakan pemerintah yang efektif turut menstimulus pasar dan menciptakan iklim optimisme.