
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — IDXBUMN20 yang berisi deretan saham emiten pelat merah mencatatkan kinerja penguatan dengan sejumlah sahamnya menjadi incaran investor asing. Di sisi lain, terdapat pula sejumlah saham di IDXBUMN20 yang masih murah atau terdiskon.
Berdasarkan data Bloomberg, IDXBUMN berada di zona hijau, menguat 5,02% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai perdagangan hari ini, Rabu (24/9/2025) di level 371,12.
Sejumlah saham di IDXBUMN20 pun berkinerja kinclong pada tahun ini. Harga saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) misalnya telah terbang 138,87% ytd ke level Rp3.470 per lembar. Kemudian, harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melonjak 53,26% ytd ke level Rp1.380 per lembar.
: Dasco Minta Kementerian BUMN Segera Tunjuk Direksi Perum Perhutani
Harga saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) pun menanjak 25,79% ytd ke level Rp3.160 per lembar. Lalu, harga saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menanjak 8,14% ytd ke level Rp4.170 per lembar.
Deretan saham pelat merah pun menjadi incaran asing. Saham ANTM misalnya mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing tertinggi di pasar, yakni Rp6,38 triliun ytd.
: : Mensesneg Bicara Peluang Kementerian BUMN Turun Status Jadi Badan
Kemudian, saham TLKM mencatatkan net buy asing Rp4,66 triliun sepanjang 2025 berjalan. Lalu, saham BBRI mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,07 triliun.
Selain itu, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,59 triliun dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) mencatatkan net buy asing sebesar Rp414,91 miliar ytd.
: : UU BUMN Baru Disahkan untuk Akomodir Danantara, Kini DPR dan Pemerintah Sepakat Rombak Lagi
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan kinerja saham-saham di IDXBUMN20 menguat serta menjadi incaran dana asing didorong oleh sejumlah sentimen positif.
“Terdapat ekspektasi peningkatan kinerja, ditambah juga peran Danantara dalam peningkatan likuiditas terhadap emiten-emiten BUMN agar tujuan bisnisnya tercapai,” kata Nafan kepada Bisnis pada Rabu (24/9/2025).
Di sektor perbankan, bank-bank di himpunan bank milik negara (Himbara) mendapatkan dorongan likuiditas dari kebijakan Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa. Menteri Keuangan telah menarik dana Rp200 triliun dari kas negara yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia (BI) kemudian disalurkan ke Himbara.
Ada juga katalis positif dari penurunan suku bunga acuan BI dan The Fed. Selain itu, saham-saham BUMN menurutnya memiliki valuasi yang menarik serta dukungan imbal hasil atau yield dari tebaran dividen yang tinggi.
Pengamat Pasar Modal Indonesia Reydi Octa mengatakan faktor pendorong aliran dana asing ke saham-saham BUMN karena secara fundamental, emiten seperti ANTM, TLKM dan BBRI memiliki pondasi bisnis yang kuat. Saham-saham BUMN juga mendominasi pasar dan memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.
“Peluang juga masih terbuka untuk saham BUMN tetap jadi pilihan investor ke depan,” kata Reydi kepada Bisnis pada Rabu (24/9/2025).
Sementara itu, sejumlah saham di IDXBUMN20 pun memiliki valuasi murah atau terdiskon. Berdasarkan data Bloomberg, sejumlah saham di IDXBUMN20 masih memiliki price to earning ratio (PER) di bawah 10 kali dan price to book value (PBV) di bawah 1 kali.
Sebagaimana diketahui, nilai PER di bawah 10 kali biasa dijadikan acuan untuk menilai sebuah saham memiliki valuasi yang murah atau terdiskon. Lalu, PBV di bawah satu kali bisa dijadikan acuan suatu saham tengah mengalami undervalue.
Berdasarkan metode tersebut, terdapat sejumlah IDXBUMN20 yang memiliki harga terdiskon. Salah satu konstituen IDXBUMN20, PGAS misalnya berdasarkan data Rabu (24/9/2025) memiliki PBV sebesar 0,94 kali, dengan PER sebesar 8,16 kali di harga Rp1.720 per lembar pada hari ini.
Kemudian saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) memiliki PBV sebesar 0,98 kali, dengan PER sebesar 7,51 kali di harga Rp4.190 per lembar pada hari ini. PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) memiliki PBV sebesar 0,54 kali dengan PER 5,71 kali di harga Rp1.275 per lembar.
Lalu, PT Elnusa Tbk. (ELSA) memiliki PBV sebesar 0,81 kali dengan PER 6,33 kali di harga Rp490 per lembar pada penutupan perdagangan hari ini. Saham PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) memiliki PBV sebesar 0,26 kali dengan PER 9,56 kali di harga Rp278 per lembar.
Saham PT PP Tbk. (PTPP) memiliki PBV sebesar 0,21 kali dengan PER 7,54 kali di harga Rp408 per lembar pada penutupan perdagangan hari ini. Selain itu, saham PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) memiliki PBV sebesar 0,74 kali dengan PER 6,33 kali di harga Rp3.550 per lembar.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.