Realisasi Dana Rp200 Triliun: Update Terbaru dari Kemenkeu!

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru-baru ini memberikan informasi terkini mengenai progres penyaluran dana sebesar Rp200 triliun yang ditujukan bagi bank-bank milik negara, atau yang dikenal sebagai Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat serapan dana di kelima bank tersebut berada dalam rentang yang cukup menggembirakan, yakni antara 19 hingga 74 persen dari total alokasi.

Menurut Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, realisasi penyerapan dana ini patut diapresiasi. “Sejak kita memindahkan uang tunai pemerintah dari Bank Indonesia sebesar Rp200 triliun ke perbankan, ini sudah cukup menggembirakan realisasinya,” ungkap Febrio dalam acara Media Gathering “Kupas Tuntas APBN 2026” yang berlangsung di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, pada Kamis (9/10/2025). Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan perbankan untuk menggerakkan perekonomian.

Dana stimulus sebesar Rp200 triliun ini didistribusikan secara strategis ke lima bank Himbara dengan porsi yang bervariasi. Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) masing-masing menerima alokasi sebesar Rp55 triliun. Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) mendapatkan Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) dialokasikan Rp10 triliun. Penyaluran ini bertujuan untuk mempercepat putaran ekonomi di berbagai sektor.

Febrio merinci, per 9 Oktober 2025, atau kurang lebih satu bulan setelah dana tersebut dikucurkan pada 12 September 2025, angka serapan dana menunjukkan progres yang signifikan. Bank Mandiri memimpin dengan penyerapan mencapai 74 persen, diikuti oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 62 persen, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan 55 persen. Selanjutnya, Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan serapan 50 persen, sementara Bank Tabungan Negara (BTN) berada di angka 19 persen.

Mayoritas dana Rp200 triliun ini, lanjut Febrio, telah disalurkan ke sektor-sektor kunci yang memiliki dampak luas terhadap perekonomian, seperti perumahan, konstruksi, dan pertanian. Dengan progres yang ada, Febrio optimis bahwa tingkat serapan dana akan terus meningkat secara signifikan hingga akhir tahun ini, mendorong aktivitas ekonomi lebih lanjut.

Pemindahan dana simpanan pemerintah dari Bank Indonesia ke perbankan ini diharapkan menjadi katalisator kuat bagi pertumbuhan kredit perbankan nasional. Febrio memperkirakan, tren positif ini akan mendorong pertumbuhan kredit nasional untuk mencapai angka dua digit, mendekati 10 persen pada akhir tahun 2025, dari posisi 7 persen pada Agustus. “Dampaknya bagi pertumbuhan kredit diharapkan cukup signifikan,” ujarnya. Peningkatan ini tidak hanya akan terlihat pada kredit modal kerja, konsumsi, dan investasi, tetapi juga akan memberikan kontribusi langsung dan nyata terhadap kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal IV, memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.

Ringkasan

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan progres penyaluran dana Rp200 triliun ke bank-bank Himbara, dengan tingkat serapan bervariasi antara 19 hingga 74 persen per 9 Oktober 2025. Dana tersebut dialokasikan untuk Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI, masing-masing menerima Rp55 triliun (Mandiri, BRI, BNI), Rp25 triliun (BTN), dan Rp10 triliun (BSI).

Dana tersebut mayoritas disalurkan ke sektor perumahan, konstruksi, dan pertanian, dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan kredit perbankan nasional hingga mencapai dua digit, mendekati 10 persen pada akhir tahun 2025. Kemenkeu optimis peningkatan serapan dana ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal IV.