Ussindonesia.co.id JAKARTA. Astra International (ASII) telah angkat bicara mengenai prospek pembagian dividen interim untuk tahun 2025, sebuah kebijakan yang secara historis menjadi tradisi rutin bagi emiten konglomerasi terkemuka ini.
Tira Ardianti, Head of Corporate Investor Relation ASII, menjelaskan bahwa kebijakan dividen Astra pada prinsipnya senantiasa mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan, tingkat profitabilitas yang dicapai, serta kebutuhan kas esensial untuk mendukung operasional dan investasi grup. Pendekatan hati-hati ini menunjukkan komitmen Astra dalam menjaga keberlanjutan bisnis sambil tetap menghargai para pemegang saham.
Meskipun demikian, Tira belum dapat memberikan proyeksi spesifik mengenai besaran nilai dividen interim yang akan didistribusikan untuk tahun 2025. Ia menegaskan bahwa selama posisi keuangan perusahaan memungkinkan dan telah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris, manajemen berwenang untuk memutuskan pembagian dividen interim tersebut. Dividen interim ini nantinya akan menjadi bagian integral dari total dividen tahunan, yang penetapannya akan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) berikutnya, seperti yang disampaikan Tira kepada Kontan pada Selasa (23/9/2025).
Jika menengok ke belakang, konsistensi ASII dalam membagikan dividen interim terlihat jelas. Pada tahun 2024, Astra International sepakat untuk membagikan dividen interim sebesar Rp 3,96 triliun, yang berarti setiap pemegang saham ASII berhak atas dividen sebesar Rp 98 per saham. Angka ini tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan pembagian dividen interim pada tahun 2023, yang juga mencapai Rp 3,96 triliun atau Rp 98 per saham.
Dari sisi kinerja, ASII menunjukkan peningkatan pendapatan yang solid di semester I-2025. Pendapatan bersih konsolidasian Grup tercatat sebesar Rp 162,9 triliun, meningkat 2% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Namun, ada dinamika dalam laba bersih yang patut dicermati. Laba bersih grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp 16 triliun, angka ini 4% lebih rendah dari semester pertama tahun lalu. Sementara itu, jika penyesuaian nilai wajar tersebut turut diperhitungkan, maka laba bersih grup tercatat menurun 2% menjadi Rp 15,5 triliun.
Kinerja saham ASII juga menunjukkan pergerakan positif. Pada penutupan perdagangan Selasa (23/9), saham Astra International bertengger di posisi Rp 5.900 per saham, sebuah peningkatan signifikan sebesar 3,51% dibandingkan hari sebelumnya. Secara kumulatif sejak awal tahun, pergerakan harga saham ASII telah menguat sebesar 20,41%, menandakan kepercayaan investor terhadap fundamental dan prospek bisnis perusahaan.