
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Senin (29/12/2025). Laju indeks yang menguat hari ini, turut didorong oleh saham ADMR, INKP, hingga BRPT.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama BEI dengan Harian Bisnis Indonesia ditutup menguat 0,86% ke level 555,41. Sepanjang perdagangan, indeks diperdagangkan di level 552,43–556,51.
Penguatan saham dipimpin oleh PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) yang telah mengalami kenaikan 15,52%, diikuti saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menguat 4,79%, dan saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) menguat 3,73%.
Selain itu, saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) turut menguat 3,44%, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menguat 2,91%, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menguat 2,76%, dan saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menguat 2,48%.
Saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menguat 1,75%, saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menguat 1,65%, dan saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) menguat 1,35%. Dua saham perbankan seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menguat 0,50% dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 0,27%.
Sebaliknya, kinerja saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) memimpin koreksi dengan melemah 1,86%, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) terkoreksi 1,26%, saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) melemah 1,22%, dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) melemah 0,75%.
: IHSG Ditutup Menguat ke 8.644 Jelang Tutup Tahun, Saham DEWA, ANTM & BULL Kinclong
Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) turut terkoreksi 0,37%, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) melemah 0,26%, PT United Tractors Tbk. (UNTR) melemah 0,17%, dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melemah 0,23%.
Dua saham yang bergerak stagnan antara lain PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL).
Sebelumnya, Customer Engagement & Market Analyst Department Head BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Chory Agung Ramdhani menjelaskan pada 2026, saham-saham konglomerat masih bisa menjadi pilihan setelah naik tinggi pada tahun ini. Namun, investor harus lebih selektif memilih saham-saham konglomerat tersebut.
“Pada 2026, strategi pada saham konglomerat akan bergeser dari sekadar spekulasi pertumbuhan menjadi pertumbuhan berbasis fundamental,” tutur Chory.
Chory mencatat sepanjang 2025 ini, saham-saham grup besar seperti Grup Barito, Grup Salim, maupun Grup Astra seringkali menjadi penggerak utama indeks harga saham gabungan (IHSG).
Meski masih bisa menjadi pilihan, terdapat risiko pada saham konglomerat ini. Risiko tersebut seperti valuasi yang sudah mahal atau overvalued pada beberapa saham konglomerat tertentu setelah reli panjang di 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.