Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Indeks Bisnis-27 berhasil mengakhiri perdagangan hari ini, Kamis (2/10/2025), dengan performa yang menguat, menandai kebangkitan setelah sempat tertekan. Penguatan indeks yang menjadi barometer kerja sama harian Bisnis Indonesia ini didorong oleh kinerja impresif sejumlah saham konstituen utama, termasuk PT Astra International Tbk. (ASII), PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Berdasarkan data yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Bisnis-27 ditutup melonjak tipis 0,07% atau bertambah 0,35 poin, mencapai level 515,57. Capaian ini menjadi sinyal positif bagi investor, mengingat indeks tersebut sebelumnya sempat tertahan di zona merah selama tiga hari perdagangan berturut-turut, sebelum akhirnya menunjukkan indikasi rebound yang menjanjikan.
Pada perdagangan hari ini, dinamika pasar saham cukup beragam. Tercatat 10 saham konstituen Indeks Bisnis-27 menunjukkan penguatan, sementara 11 saham lainnya harus ditutup melemah. Sebanyak 6 saham sisanya bertahan di harga penutupan sebelumnya. Total volume transaksi mencapai 1,93 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp5,31 triliun, yang menggambarkan aktivitas pasar yang cukup aktif. Sepanjang hari, Indeks Bisnis-27 bergerak dalam rentang 515,06 hingga 520,58.
Beberapa saham konstituen yang berhasil memimpin penguatan indeks antara lain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang melonjak 4,86% ke Rp1.940, diikuti oleh PT Astra International Tbk. (ASII) yang naik 0,44% ke Rp5.700. Selanjutnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga turut menguat 0,39% ke Rp2.600, dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang membukukan kenaikan 1,58% ke Rp3.850.
Performa positif juga ditunjukkan oleh PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) dengan kenaikan 4,06% menuju Rp1.665. Selain itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menguat 1,88% ke Rp9.500, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) ditutup naik 1,75% ke Rp1.160. Saham-saham ini menjadi penopang utama dalam mendorong Indeks Bisnis-27 kembali ke jalur hijau.
Tidak ketinggalan, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) ditutup menguat signifikan 3,85% ke Rp2.160, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 2,29% ke Rp3.130, serta PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang juga membukukan kenaikan 0,38% ke Rp26.150. Kinerja saham-saham unggulan ini memberikan dorongan substansial bagi pergerakan indeks secara keseluruhan.
Di sisi lain, sebagian besar emiten bank yang menjadi konstituen indeks, kecuali BRIS, mayoritas ditutup melemah. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 0,25% ke Rp4.040, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terkoreksi 2,62% ke Rp3.710, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) ditutup melemah 0,46% ke Rp4.360. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berhasil mempertahankan posisinya, mengakhiri perdagangan dengan harga stabil di Rp7.500.
Penguatan yang dicatatkan Indeks Bisnis-27 ini sejalan dengan tren positif pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG juga ditutup menguat 0,34% atau naik 27,26 poin, mencapai level 8.071,08. Kenaikan pada indeks komposit ini melanjutkan momentum positif yang telah terbentuk sejak penutupan sesi I, memberikan sentimen optimis di pasar modal.
Menanggapi pergerakan pasar saham, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menjelaskan beberapa sentimen global yang memengaruhi perdagangan hari ini. Menurut Nafan, pelaku pasar cenderung meyakini bahwa penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) hanyalah bersifat sementara dan dampaknya terhadap perekonomian AS akan minimal. Selain itu, optimisme investor juga tumbuh seiring ekspektasi penurunan Fed Rate pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akhir bulan ini.
“Adanya shutdown pemerintahan AS ternyata tidak terlalu berimbas pada pergerakan bursa utama Asia yang hari ini mayoritas menghijau, termasuk di Indonesia,” ungkap Nafan, Kamis (2/10/2025). Hal ini menunjukkan ketahanan pasar saham Asia terhadap gejolak politik di AS.
Adapun sentimen dari dalam negeri juga turut mendukung performa pasar. Selain perbaikan data makroekonomi domestik, pasar juga menyoroti berbagai stimulus ekonomi yang diumumkan pemerintah pada kuartal IV/2025. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong daya beli masyarakat dan memacu pertumbuhan perekonomian Indonesia. Apabila implementasi kebijakan tersebut berjalan efektif, target pertumbuhan ekonomi hingga 5,2% pada tahun 2025 diyakini dapat tercapai, memberikan harapan cerah bagi masa depan ekonomi nasional.