
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kabar gembira datang bagi industri rokok dan para investornya! Harga saham emiten rokok terpantau kompak menguat signifikan setelah pemerintah secara resmi mengumumkan kebijakan terkait tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk tahun 2026. Keputusan ini, yang secara langsung disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, menjadi angin segar yang langsung direspons positif oleh pasar.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan tarif CHT pada tahun depan. Pengumuman penting ini disampaikan setelah serangkaian pertemuan dan diskusi mendalam dengan para pengusaha di sektor rokok pada hari Jumat, 26 September. “Jadi tahun 2026 tarif cukai tidak kita naikin,” ujar Purbaya kepada awak media di Jakarta, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas kebijakan di industri strategis ini.
Menkeu Purbaya Putuskan Tarif Cukai Rokok 2026 Tidak Naik
Sontak, keputusan pemerintah yang menjaga tarif cukai hasil tembakau tetap stabil ini langsung disambut antusias oleh pelaku pasar modal. Hingga penutupan perdagangan pada Jumat (26/9) pukul 15.18 WIB, sejumlah saham emiten rokok menunjukkan performa impresif. Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melesat 4,77% mencapai level Rp 14.825 per saham, sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melonjak 6,02% ke posisi Rp 880 per saham.
Kenaikan serupa juga dialami oleh emiten lain di industri ini. Saham PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) menguat 7,84% dan diperdagangkan pada level Rp 550 per saham. Bahkan, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencatat lonjakan tertinggi, meroket sebesar 13,11% dan bertengger di posisi Rp 1.510 per saham, menunjukkan optimisme pasar yang luar biasa terhadap prospek sektor ini pasca-pengumuman tersebut.
Menariknya, Purbaya sempat mengungkapkan bahwa ia sempat mempertimbangkan opsi penurunan tarif cukai rokok saat bertemu dengan para pengusaha. Namun, para pelaku industri hanya mengajukan permohonan agar tarif cukai tidak dinaikkan. “Tadinya padahal saya pikir mau nurunin, dia bilang sudah cukup (tarifnya) ya sudah, salahin mereka aja sendiri. Salah mereka itu nyesel itu. Tau gitu minta turun, untungnya dia minta konstan saja, yasudah kita gak naikin,” pungkasnya dengan nada bercanda, menyoroti dinamika negosiasi di balik keputusan penting ini.