
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Di tengah arus keluar dana asing yang signifikan dari pasar saham Indonesia, sejumlah saham BUMN tetap menjadi magnet kuat bagi investor asing sepanjang tahun ini. Nama-nama besar seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) tercatat sebagai incaran utama, didorong oleh fundamental bisnis yang kokoh serta katalis positif dari kondisi ekonomi makro. Meskipun data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan net sell asing mencapai Rp52,65 triliun secara tahun berjalan (year to date/ytd) sejak perdagangan perdana 2025, saham-saham pelat merah ini berhasil menarik aliran dana yang substansial.
Kepercayaan investor asing terhadap emiten-emiten BUMN ini tercermin dari data net buy asing yang fantastis. Saham ANTM memimpin dengan catatan nilai beli bersih asing tertinggi di pasar, mencapai Rp6,38 triliun ytd. Mengikuti jejaknya, TLKM berhasil membukukan net buy asing sebesar Rp4,66 triliun sepanjang tahun 2025 berjalan. Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) juga tidak ketinggalan dengan perolehan net buy asing senilai Rp1,07 triliun. Aliran dana positif ini juga merambah emiten lain dalam indeks BUMN, seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,59 triliun, serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan nilai Rp414,91 miliar ytd.
Menurut Pengamat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, derasnya aliran dana investor asing ke saham BUMN tidak terlepas dari pondasi bisnis yang solid. Ia menjelaskan, emiten-emiten unggulan seperti ANTM, TLKM, dan BBRI memiliki fundamental kuat yang menjadi daya tarik utama. Ketiga saham tersebut tidak hanya mendominasi segmen pasar masing-masing, tetapi juga menawarkan prospek pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan, memberikan kepercayaan diri kepada para investor global.
Reydi Octa lebih lanjut menguraikan keunggulan masing-masing emiten. ANTM, misalnya, diuntungkan oleh tren hilirisasi nikel yang gencar serta kenaikan harga emas global yang berkelanjutan. Sementara itu, TLKM tetap menjadi pemain dominan yang krusial dalam memenuhi kebutuhan sektor telekomunikasi nasional. Di sisi lain, BBRI menonjolkan kekuatannya di segmen mikro, didukung oleh perbaikan kinerja kredit dan peningkatan efisiensi operasional yang konsisten.
Secara lebih luas, saham-saham yang tergabung dalam indeks emiten BUMN atau IDXBUMN20 juga menikmati kepercayaan dari investor asing berkat kombinasi katalis positif dari fundamental perusahaan, kebijakan pemerintah, dan momentum makro ekonomi. ANTM, misalnya, tidak hanya diuntungkan oleh kenaikan harga acuan emas global, tetapi juga dari kebijakan strategis terkait nikel dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Demikian pula, TLKM dan BBRI, yang dikenal dengan laba bersih stabil, diuntungkan oleh potensi pemangkasan suku bunga domestik serta global, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli.
Dukungan terhadap saham BUMN juga datang dari berbagai lembaga riset. Sebelumnya, Tim Riset JP Morgan memberikan pandangan positif terhadap TLKM, menyoroti keyakinan mereka atas keunggulan kompetitif struktural perseroan. Hal ini didasarkan pada operasi TLKM yang terintegrasi secara vertikal, keunggulan signifikan dalam layanan mobile broadband, serta jaringan layanan fixed-line yang komprehensif. Peningkatan penetrasi fixed broadband yang terus berlanjut dipandang mendukung potensi pertumbuhan layanan fixed-line meskipun lingkungan persaingan dan rencana kompetitif kemungkinan akan memberikan tekanan pada pendapatan dan laba dalam jangka pendek.
Tak hanya itu, dalam riset terbarunya, Analyst OCBC Sekuritas Devi Harjoto Equity juga memberikan pandangan positif atas saham ANTM. Optimisme ini didukung oleh kinerja kuat dari segmen emas dan bijih nikel, yang didorong oleh Harga Jual Rata-Rata (Average Selling Price/ASP) dan volume penjualan yang stabil dan solid, menjadi tulang punggung pertumbuhan perseroan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.