Sido Muncul Buyback Saham Rp56 Miliar: Strategi Apa di Baliknya?

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan alokasi dana maksimal Rp 56 miliar. Program ini akan berlangsung selama tiga bulan, tepatnya mulai 23 September 2025 hingga 22 Desember 2025.

Manajemen Sido Muncul menjelaskan, rencana buyback ini akan mencakup sekitar 103,7 juta lembar saham, atau kurang lebih 0,35% dari modal disetor perusahaan. Harga pembelian saham maksimal yang ditetapkan adalah Rp 760 per lembar. Hal ini disampaikan manajemen dalam keterbukaan informasi pada Rabu (24/9), dengan penekanan bahwa jumlah maksimum saham yang dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari Modal Disetor Perseroan.

Keputusan untuk melakukan buyback didorong oleh pertimbangan bahwa harga saham SIDO saat ini belum merefleksikan nilai wajar perusahaan berdasarkan kinerjanya. Saham yang berhasil dibeli kembali akan dikategorikan sebagai treasury stock dan dapat digunakan kembali melalui berbagai cara. Opsi yang tersedia antara lain penjualan kembali di bursa, pengurangan modal, program kepemilikan saham karyawan dan manajemen, serta konversi efek bersifat ekuitas.

Manajemen Sido Muncul memastikan bahwa pendanaan buyback akan bersumber dari kas internal perusahaan. Mereka juga menjamin aksi korporasi ini tidak akan mengganggu operasional perusahaan, karena Sido Muncul masih memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk mendukung kegiatan operasionalnya. “Pembiayaan atas Pembelian Kembali Saham tidak akan berdampak signifikan pada penurunan pendapatan Perseroan, dikarenakan sampai saat ini Perseroan masih memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk operasional Perseroan,” tegas manajemen.

Ringkasan

Sido Muncul (SIDO) mengumumkan buyback saham senilai maksimal Rp56 miliar selama tiga bulan (23 September – 22 Desember 2025). Program ini akan mencakup sekitar 103,7 juta saham (0,35% dari modal disetor), dengan harga maksimal Rp760 per saham. Tujuan buyback adalah karena harga saham saat ini dianggap belum mencerminkan nilai wajar perusahaan.

Dana buyback bersumber dari kas internal SIDO dan tidak akan mengganggu operasional perusahaan. Saham yang dibeli kembali akan menjadi treasury stock dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti penjualan kembali, pengurangan modal, atau program kepemilikan saham karyawan. Manajemen memastikan aktivitas ini tidak akan berdampak signifikan pada pendapatan perusahaan.