Simak Pergerakan Harga Saham Anggota Baru Indeks FTSE di Hari Perdana Perdagangan

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Memulai debut perdana pada indeks Finansial Times Stock Exchange (FTSE) di hari Senin (22/9), sejumlah saham emiten yang baru bergabung mencatatkan pergerakan harga yang bervariasi, menampilkan dinamika awal yang menarik di pasar modal.

Salah satu saham yang menjadi sorotan adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Emiten berkapitalisasi besar ini, yang baru masuk dalam kategori FTSE, tercatat mengalami penurunan tipis 0,57% pada penutupan perdagangan Senin (22/9), membawa harganya ke level Rp 113.500 per saham. Pergerakan ini memberikan gambaran awal respons pasar terhadap kehadirannya di indeks bergengsi tersebut.

Selain DSSA, delapan saham lainnya juga turut memperkuat jajaran indeks FTSE, namun dalam kategori emiten mikro. Saham-saham tersebut meliputi PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BHIT), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ). Kedelapan emiten ini membukukan kinerja yang berbeda-beda, menunjukkan spektrum respons pasar terhadap penambahan mereka ke dalam indeks.

Cek Rekomendasi Saham Emiten yang Mulai Diperdagangkan di Indeks FTSE Hari Ini (22/9)

Secara lebih rinci, perdagangan saham Senin (22/9) menunjukkan KEEN melesat signifikan sebesar 18,29%, mencapai level Rp 970 per saham. Sementara itu, saham MIDI tampak stabil tanpa perubahan, bertahan di level Rp 446 per saham. Di sisi lain, BHIT mengalami anjlok 5% ke level Rp 38 per saham, diikuti oleh MLIA yang terkoreksi 1,14% ke harga Rp 348 per saham.

Melanjutkan tren yang beragam, MLBI berhasil menguat 0,43% menuju level Rp 5.878 per saham. Namun, CNMA justru melemah 1,54% dan ditutup pada Rp 128 per saham. Saham CLEO juga terpantau tumbuh positif 0,97% ke level Rp 520 per saham, sedangkan ULTJ harus merosot 1,52% dengan harga Rp 1.300 per saham.

Menanggapi fenomena ini, Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, menyampaikan pandangannya. Menurut William, sentimen euforia atas masuknya saham-saham ke dalam indeks FTSE cenderung bersifat temporer atau berjangka pendek, hanya berlaku selama periode kocok ulang atau rebalancing indeks. Dengan demikian, saham-saham yang sempat menguat atau melemah karena efek sentimen FTSE ini diperkirakan akan kembali ke tren pergerakan awal setelah euforia mereda.

William juga menambahkan bahwa aksi profit taking atau ambil untung turut mewarnai pergerakan saham-saham anggota baru indeks FTSE, terutama bagi mereka yang sebelumnya telah mencatat penguatan menjelang perdagangan perdana. Hal ini wajar terjadi seiring investor merealisasikan keuntungan.

Saham Baru di FTSE Mulai Senin (22/9), Strategi Jangka Pendek atau Panjang?

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi bahwa pengaruh FTSE tidak sebesar efek dari indeks MSCI. “Dalam pengamatan kami, efek FTSE memang tidak sekuat efek MSCI,” ujar William pada Senin (22/9), memberikan perbandingan yang penting bagi para pelaku pasar.

Pada akhirnya, kondisi fundamental emiten akan tetap menjadi faktor penentu utama dalam mengendalikan pergerakan harga saham-saham penghuni indeks FTSE dalam jangka panjang. William menjelaskan bahwa baik pelaku pasar maupun penyusun indeks FTSE senantiasa mengukur kelayakan saham-saham konstituen berdasarkan performa bisnis. Oleh karena itu, perkembangan kinerja perusahaan akan sangat menentukan nasib saham-saham tersebut, khususnya saat masa penilaian indeks berlangsung.

Dari daftar saham penghuni baru indeks FTSE, William Hartanto memberikan rekomendasi khusus. Ia menyarankan untuk beli saham DSSA dengan target harga yang menjanjikan, yaitu Rp 120.000 per saham. Selain itu, saham KEEN juga dinilai menarik dan dapat dikoleksi dengan strategi buy on weakness di kisaran harga Rp 885—Rp 900 per saham, dengan target harga Rp 1.000 per saham. Adapun untuk saham-saham lainnya, strategi yang disarankan adalah wait and see, menunggu momentum yang lebih jelas untuk beraksi.