
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Nilai transaksi harian pasar saham melonjak pada hari ini, Rabu (24/9/2025), mencapai Rp38,19 triliun, termasuk transaksi saham BBCA dan BBRI di pasar non-reguler.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi saham pada hari ini mencapai Rp38,19 triliun atau lebih tinggi dari realisasi Selasa (23/9/2025) sebesar Rp31,63 triliun.
Transaksi itu terdiri atas transaksi beli investor domestik sebesar Rp19,57 triliun dan investor asing Rp18,62 triliun. Pada saat yang sama, investor domestik dan asing masing-masing mencatat transaksi jual sebesar Rp19,04 triliun dan Rp19,15 triliun.
Dengan demikian, investor asing membukukan jual bersih atau net sell Rp524,55 miliar. Akumulasi net sell sepanjang tahun berjalan 2025 mencapai Rp53,18 triliun per 24 September 2025.
Transaksi saham pada hari ini diwarnai oleh transaksi crossing saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) bernilai jumbo. Data BEI menunjukkan terjadi transaksi saham BBCA di pasar non-reguler sebesar Rp6,64 triliun dan BBRI senilai Rp5,85 triliun pada Rabu (24/9/2025).
Sejalan dengan itu, total nilai transaksi saham BBCA dan BBRI pada hari ini masing-masing sebesar Rp7,81 triliun dan Rp6,36 triliun.
: Rekor Transaksi Harian Sejak 2015, Saham BUMI Memanas Selasa (23/9)
Sementara itu, transaksi paling jumbo di pasar reguler dibukukan oleh saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) senilai Rp2,84 triliun dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) senilai Rp2,03 triliun.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan lonjakan nilai transaksi harian Bursa dalam 3 hari terakhir memang banyak dipengaruhi oleh transaksi crossing. Namun, kata Ekky, tidak bisa dikatakan bahwa perbaikan aktivitas pasar hanya disebabkan oleh faktor crossing semata.
“Di luar tiga hari tersebut, saya melihat bahwa rata-rata nilai transaksi harian memang sudah mulai membaik dalam beberapa pekan terakhir. Artinya, minat dan partisipasi investor terhadap pasar modal Indonesia memang perlahan menunjukkan pemulihan,” ujar Ekky, Rabu (24/9/2025).
Ekky menambahkan lonjakan nilai transaksi saham tidak serta merta mencerminkan kenaikan minat investor secara umum.
Dia menjelaskan, tingginya aktivitas crossing juga menandakan adanya perputaran aset yang aktif antarinstitusi besar. Perputaran aset tersebut bisa dalam bentuk rebalancing portofolio, penataan ulang kepemilikan, strategi akuisisi, atau repositioning untuk jangka menengah-panjang.
Dengan kata lain, ujarnya, meskipun lonjakan nilai transaksi tidak semuanya berasal dari aktivitas investor ritel atau akumulasi murni, hal ini menjadi cerminan bahwa pasar saham Indonesia berada dalam fase dinamika institusional yang aktif.
“Hal ini bisa dibaca sebagai sinyal kepercayaan terhadap prospek jangka menengah-panjang pasar modal Indonesia, terutama dari pelaku pasar besar,” ucap Ekky.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.