
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Bank digital PT Super Bank Indonesia Tbk. atau Superbank mengumumkan rencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menawarkan sebanyak 4,40 miliar saham.
Dalam rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) ini, Superbank menetapkan harga nominal Rp100 per saham atau mewakili 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
“Dengan harga penawaran Rp635 per saham,” tulis pengumuman prospektus dalam Harian Bisnis Indonesia edisi Selasa (9/12/2025).
: BEI: Ada 8 Raksasa Siap IPO, Superbank Cs Mau Susul CDIA-RATU
Dari situ, perseroan diperkirakan akan mendapatkan dana senilai Rp2,79 triliun melalui aksi penawaran umum perdana saham tersebut.
Pemesanan saham dilakukan melalui sistem penawaran umum elektronik. Calon investor wajib memastikan ketersediaan dana pada rekening dana nasabah yang terhubung dengan sub rekening efek yang digunakan untuk pemesanan.
: : Sederet Katalis Elang Mahkota (EMTK) di Balik IPO Superbank (SUPA)
Perseroan menyatakan bahwa saham hasil IPO akan memberikan hak yang sama dengan saham lain yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Hal ini mengacu pada ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang telah diperbarui melalui Undang-Undang No. 6/2023.
Proses IPO Superbank dikawal oleh empat perusahaan sekuritas, yakni Mandiri Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia, Trimegah Sekuritas Indonesia, dan Sucor Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi adalah Bahana Sekuritas, dan Korean Invesment and Sekuritas Indonesia (KISI).
: : Menakar Dampak Merger GOTO-Grab bagi Bank Jago (ARTO) dan Superbank
Adapun, jadwal penting terkait proses IPO Superbank tersebut antara lain:
- Tanggal efektif: 8 Desember 2025
- Masa Penawaran Umum Perdana Saham: 10-15 Desember 2025
- Tanggal Penjatahan: 15 Desember 2025
- Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 16 Desember 2025
- Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia: 17 Desember 2025
Kinerja Superbank
Sepanjang tahun ini hingga kuartal III/2025, Superbank mulai mencatatkan laba. Pada kuartal pertama 2025, Superbank mencatat laba bersih senilai Rp251 juta pada kuartal I/2025. Jumlah itu berbalik dari rugi bersih senilai Rp105,06 miliar pada kuartal I/2024 atau laba pertama kalinya sejak aplikasi perbankan Superbank diluncurkan secara luas pada Juni 2024.
“Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi pertumbuhan yang berfokus pada ekspansi nasabah digital, efisiensi operasional, dan penyaluran kredit yang prudent,” tulis manajemen Superbank dalam laporan keuangan.
Laba tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 135,9% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp111,94 miliar menjadi Rp264,06 miliar. Namun, beban pencadangan alias impairment berada pada level Rp55,9 miliar atau naik 63,20% YoY per kuartal I/2025.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit Superbank tumbuh 144,53% YoY dari Rp3,11 triliun menjadi Rp7,6 triliun per Maret 2025. Aset perseroan pun meningkat 125% hingga mencapai Rp14,04 triliun dari sebelumnya Rp6,24 triliun.
Kemudian, pada semester pertama 2025 bank digital ini mencatatkan laba bersih senilai Rp20,1 miliar. Dari sisi penyaluran kredit, tercatat senilai Rp8,4 triliun atau melonjak 123% secara tahunan. Peningkatan ini seiring dengan strategi akuisisi nasabah dan ekspansi produk pinjaman yang tepat sasaran.
Adapun, pertumbuhan kredit ini turut mendorong kenaikan total aset menjadi Rp15,0 triliun, atau tumbuh 122% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal III/2025 Superbank juga membukukan laba bersih sebesar Rp60,12 miliar pada kuartal III/2025, membalikkan rugi pada kuartal III tahun sebelumnya senilai Rp285,73 miliar.
Laba itu dibarengi dengan pendapatan bunga sebesar Rp1,49 triliun atau meningkat 69,63% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu Rp455,02 miliar. Pada saat yang sama, beban bunga perseroan tercatat meningkat 85,90% YoY menjadi Rp397,09 miliar.
Dengan realisasi tersebut, Superbank membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,10 triliun tumbuh 63,76% YoY dari periode yang sama tahun lalu Rp399,01 miliar. Beban operasional lainnya tercatat meningkat dibanding kuartal III/2024.
Superbank mencatat, beban operasional lainnya meningkat 32,35% YoY menjadi Rp 1,01 triliun dari sebelumnya Rp689,74 miliar pada kuartal III/2024. Beban lainnya meningkat 46,30% YoY menjadi Rp445,95 miliar pada kuartal III/2025.