Analis Kompak Revisi Naik Target IHSG, Inflow Asing Jadi Katalis Utama

Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Sejumlah analis melakukan revisi terhadap target indeks harga saham gabungan (IHSG). Beberapa katalis dinilai bakal mampu mendorong laju indeks ke level yang lebih tinggi di sisa sekitar satu bulan terakhir perdagangan Bursa.

Salah satu sekuritas yang melakukan revisi naik IHSG adalah KISI Sekuritas. Pada Oktober lalu, KISI memprediksi IHSG akan ditutup di level 8.400–8.600, tetapi target tersebut segera diubah pada November 2025 ke level 8.650–8.850.

Head of Research KISI Sekuritas Muhammad Wafi, menerangkan bahwa revisi naik target IHSG dilakukan seiring dengan net buy yang telah melebihi perkiraan KISI dan stabilnya harga saham konglomerat Tanah Air.

: IHSG Uji Level 8.440–8.475, Suku Bunga BI Jadi Sentimen Pasar Hari Ini

Adapun pada perdagangan terakhir, Selasa (18/11/2025), IHSG telah mencetak net buy harian mencapai level Rp281,02 miliar. Sejalan dengan itu, net sell asing secara year-to-date juga mengecil menjadi Rp33,49 triliun.

Pada perdagangan kemarin, catatan net buy masih terjadi bahkan di tengah lesunya IHSG. Indeks terkoreksi 0,65% ke level 8.361,92 pada perdagangan kemarin.

: : IHSG Berpeluang Rebound ke 8.539, Saham BUVA, PTRO hingga ULTJ Layak Dicermati

“Target realistis 8.650, bullish case 8.850. Sentimennya inflow asing, valuasi saham bluechip yang masih murah, dan likuiditas global yang longgar,” katanya saat dihubungi Bisnis, dikutip Rabu (19/11/2025).

Meskipun begitu, KISI menilai bahwa momentum penurunan suku bunga The Fed yang belum pasti, rotasi sektoral yang belum solid, hingga volatilitas harga komoditas masih menjadi penahan laju indeks hingga 2025 usai.

Sementara itu, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia, memprediksi IHSG akan ditutup di level 8.000–8.200. Menurut Liza, secara historis, kuartal IV relatif memiliki peluang yang positif terhadap kinerja pasar saham.

Secara terperinci, Liza menerangkan bahwa Desember biasanya menjadi momentum terkuat bagi pasar saham, dengan potensi kenaikan 2,3–3,1%, dengan win-rate hampir selalu positif.

“Secara medium term, berbeda dengan 2019, Desember kali ini memiliki buffer kuat, seperti efek window dressing, MSCI rebalancing, dan rally musiman. Jadi meski kuartal IV volatil, masih ada peluang IHSG tutup tahun sekitar level 8.000,” katanya dalam riset yang dipublikasikan 1 Oktober lalu.

Sementara itu, Retail Research Team Leader CGS International Sekuritas Indonesia Mino, menerangkan bahwa pada tahun mendatang, CGS memprediksi target IHSG akan berada pada level 9.530.

Mino menerangkan, target tersebut seiring dengan ekspektasi CGS terhadap belanja pemerintah yang akan terealisasi lebih cepat, mengingat telah memasuki tahun kedua pemerintahan Prabowo–Gibran, juga ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan oleh Bank Indonesia.

“Kalau semuanya terlaksana, harapannya ada pembalikan tren untuk investor asing masuk ke market kita. Jadi itu yang membuat tim riset kita di tahun 2026 cukup optimis akan menyentuh level 9.530-an,” katanya.

Sejalan dengan itu, KISI turut menaikkan ekspektasi terhadap pasar saham pada 2026 mendatang. Wafi menerangkan, pihaknya menargetkan IHSG berada pada level 9.000–9.200.

Namun, ekspektasi itu disebut sangat tergantung dari kebijakan suku bunga The Fed, realisasi belanja fiskal, perbaikan pendapatan bagi emiten-emiten perbankan besar dan telekomunikasi, hingga aliran masuk dana asing yang lebih konsisten.

Adapun revisi target IHSG dilakukan oleh analis seiring dengan kinerja IHSG yang kian membaik belakangan. IHSG pada sepekan perdagangan bahkan sempat menyentuh All Time High (ATH) di level 8.416,88.

Sepanjang tahun berjalan 2025, IHSG telah naik 18,11%. Hal itu juga menandakan pasar saham telah pulih dari tekanannya sejak pertengahan tahun 2025.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.