
Ussindonesia.co.id – , JAKARTA — Harga saham Cloudflare Inc. anjlok dalam perdagangan pra-pasar pada Selasa (18/11/2025) setelah perusahaan keamanan siber tersebut mengalami gangguan jaringan global yang melumpuhkan akses ke berbagai situs web dan layanan digital di seluruh dunia.
Bloomberg melaporkan saham Cloudflare turun sekitar 4% sebelum pembukaan pasar AS, seiring kekhawatiran investor atas skala gangguan serta potensi konsekuensi bisnis yang ditimbulkannya.
Seperti dilaporkan sebelumnya, gangguan itu membuat sejumlah layanan populer seperti ChatGPT, media sosial X, situs regulator energi utama AS Federal Energy Regulatory Commission (FERC), hingga laman penyedia data dan pemeringkat keuangan Moody’s Corp. tidak dapat diakses.
: Cloudflare Down: ChatGPT, Medsos X, hingga Situs Moody’s Lumpuh
Seorang juru bicara Cloudflare mengatakan perusahaan menemukan lonjakan lalu lintas yang tidak biasa ke salah satu layanannya sekitar pukul 06.20 am ET atau sekitar 18.20 WIB.
“…yang menyebabkan beberapa lalu lintas yang melewati jaringannya mengalami gangguan,” jelas juru bicara tersebut seperti dilaporkan Bloomberg.
Meskipun Cloudflare dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa mereka sedang berupaya memulihkan layanan dan memastikan gangguan akan berakhir, namun masih banyak situs web yang tetap tidak dapat diakses, termasuk situs Moody’s Corp.
“Kami belum mengetahui penyebab lonjakan lalu lintas yang tidak biasa ini,” tambah juru bicara tersebut.
“Kami semua bekerja keras untuk memastikan semua lalu lintas dilayani tanpa gangguan.”
: : Apa Itu Cloudflare yang Sempat Bikin Layanan Internet Down Kemarin?
Rentetan Gangguan Jaringan Cloudflare
Bloomberg juga mencatat bahwa Cloudflare telah mengalami beberapa gangguan jaringan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Juli 2019, sebuah bug pada perangkat lunak Cloudflare menyebabkan salah satu bagian jaringannya menyedot sumber daya komputasi, menyebabkan ribuan situs web, termasuk Discord, Shopify Inc., SoundCloud, dan Coinbase di seluruh dunia, offline hingga 30 menit. Pada Juni 2022, Cloudflare mengalami gangguan yang memengaruhi lalu lintas di 19 pusat datanya.
“…dan pada dasarnya juga menutup situs web dan layanan utama dalam insiden yang berlangsung sekitar satu setengah jam,” demikian catatan Bloomberg.
Seperti diketahui, perangkat lunak Cloudflare digunakan oleh ratusan ribu perusahaan di seluruh dunia. Perangkat itu bertindak sebagai penyangga antara situs web dan pengguna akhir, serta melindungi situs mereka dari serangan yang dapat membebani lalu lintas.
Pada tahun lalu, pembaruan perangkat lunak yang salah dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike Holdings Inc. menyebabkan jutaan perangkat yang beroperasi pada sistem Windows Microsoft Corp. lumpuh, mengganggu berbagai industri, termasuk perjalanan udara, perbankan, dan layanan kesehatan.
“Gangguan ini merupakan contoh terbaru dari ketergantungan internet pada ‘relatif sedikit pemain’,” ujar Alan Woodward, profesor keamanan siber di University of Surrey.
“Orang-orang tidak punya pilihan selain bergantung pada relatif sedikit nama besar,” kata Woodward.