JAKARTA – Perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (18/11/2025) ditutup dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi, mengakhiri sesi di level 8.361,92. Meski demikian, di tengah sentimen pasar yang lesu, sejumlah saham unggulan seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tetap perkasa dengan menunjukkan performa positif.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa indeks komposit ini mengalami pelemahan sebesar 0,65% atau turun 54,95 poin dari penutupan sebelumnya. Sepanjang hari, IHSG sempat dibuka lebih tinggi di 8.427,39 dan mencapai puncaknya di 8.442,86 sebelum akhirnya menutup perdagangan dengan tekanan jual.
Sentimen negatif juga tercermin dari mayoritas saham yang bergerak melemah, dengan 418 saham ditutup di zona merah. Hanya 230 saham yang berhasil menguat, sementara 162 saham lainnya stagnan. Di sisi lain, total kapitalisasi pasar (market cap) BEI masih kokoh di angka Rp15.311 triliun.
Tekanan terhadap IHSG sebagian besar datang dari performa kurang menggembirakan sejumlah saham berkapitalisasi besar atau big caps. Di antara yang paling terdampak adalah PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang anjlok 3,09%, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan koreksi 2,04%, serta PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang melemah 1,68%. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (BMRI) juga turut membebani indeks dengan penurunan 1,22%.
Namun, tidak semua saham terseret sentimen negatif. Beberapa emiten berhasil mencatatkan penguatan signifikan, membuktikan ketahanan di tengah gejolak pasar. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) memimpin penguatan dengan melonjak 5,63% menuju Rp7.500. Selanjutnya, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) menguat 1,59% ke level Rp98.750, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang tumbuh 1,59% menjadi Rp4.460 per saham. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga tidak ketinggalan dengan kenaikan 1,59%, mencapai Rp3.970 per saham, sementara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menunjukkan kenaikan tipis 0,28% ke Rp3.620.
Di jajaran top gainers, PT Panca Global Kapital Tbk. (PEGE) mencatatkan performa gemilang dengan lonjakan 34,68%, mengakhiri perdagangan di Rp167. Disusul oleh PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) yang juga melesat 29,41% ke harga Rp154. Namun, ada pula emiten yang harus menelan pil pahit. Posisi top losers diduduki oleh PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk. (PJHB) yang anjlok 14,97% ke Rp625, serta PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) yang terkoreksi 8,57% menjadi Rp8.000.
Menanggapi dinamika pasar, Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa IHSG memang telah menunjukkan sinyal pelemahan sejak sesi I dengan koreksi 0,38% ke 8.384,58. Secara teknikal, Valdy menyoroti adanya pembentukan histogram negatif pada indikator MACD serta terbentuknya Death Cross pada Stochastic RSI di area overbought. Berdasarkan indikator-indikator tersebut, ia memproyeksikan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan pada sesi kedua hari ini, dengan target level support di antara 8.375 hingga 8.350.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.