
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Saham emiten operator jalan tol pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) disebut menarik untuk dikoleksi untuk jangka menengah. Adapun, kebijakan diskon tarif tol 20% selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) diperkirakan hanya memberi tekanan terbatas pada kinerja keuangan JSMR akhir tahun ini.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memastikan diskon tarif tol 20% akan berlaku di 26 ruas tol utama jaringan Trans Jawa dan Trans Sumatra pada 22–23 Desember dan 31 Desember.
Besaran diskon 20% yang artinya dua kali lipat dari tahun sebelumnya otomatis menggeser fokus pasar ke dampak pendapatan dan valuasi saham JSMR.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai prospek JSMR jelang kuartal IV/2025 cukup positif karena didukung momentum libur akhir tahun dan stimulus perjalanan dari pemerintah. Seluruh faktor tersebut diyakini bakal meningkatkan mobilitas masyarakat.
: Alasan JP Morgan Naikkan Rating Saham Jasa Marga (JSMR)
Namun, dampak itu diperkirakan tidak signifikan karena kemampuan belanja masyarakat masih terbatas dan pendapatan riil yang belum penuh sepenuhnya. Artinya, kenaikan trafik tol hanya bersifat musiman daripada struktural.
“Secara keseluruhan, JSMR berpeluang mencatat pemulihan moderat di akhir 2025, terutama didorong oleh lonjakan trafik musiman, efisiensi biaya, serta potensi monetisasi aset tol baru,” pungkas Liza kepada Bisnis baru-baru ini.
Dia menambahkan bahwa saham JSMR menarik untuk diakumulasi jangka menengah lantaran valuasi saham sudah relatif murah. Kendati demikian, beban bunga yang tinggi tetap menjadi tantangan dalam jangka pendek.
Analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, juga menilai bahwa prospek JSMR relatif positif seiring musim libur akhir tahun yang berpotensi mendorong kenaikan volume lalu lintas di berbagai ruas tol utama.
Di samping itu, saham pelat merah tersebut juga dinilai menarik untuk dikoleksi karena secara valuasi sudah terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun berjalan, sementara fundamental bisnis tol perseroan dinilai tetap defensif.
“Ditambah, adanya potensi realisasi penyesuaian tarif di beberapa ruas baru juga bisa memperbaiki margin. Namun, tekanan biaya keuangan dan proyek ekspansi yang masih tinggi menjadi tantangan,” pungkasnya.
Adapun, perbankan investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan, meningkatkan rekomendasi saham JSMR dari sebelumnya netral menjadi overweight.
JP Morgan menilai terdapat sederet katalis yang mendukung rekomendasinya termasuk valuasi JSMR yang sudah terdiskon signifikan, perubahan tata kelola BUMN pasca-pengelolaan Danantara dan siklus penurunan suku bunga.
Jasa Marga (Persero) Tbk. – TradingView
Dalam laporannya, valuasi JSMR dinilai sangat rendah dan mencerminkan respons yang berlebihan akibat kekhawatiran pasar atas potensi penugasan terkait transfer aset jalan tol dari Waskita Karya di bawah Danantara.
Hingga 17 November 2025, valuasi JSMR diperdagangkan dengan rasio price-to-earnings (P/E) pada kisaran tujuh kali atau terendah sepanjang sejarah.
“Saham ini diperdagangkan pada P/E terendah sepanjang sejarah, yaitu tujuh kali, dan menurut pandangan kami, menyajikan risiko/imbalan yang menarik,” ucap Arnanto Januri dkk., para analis JP Morgan dalam publikasi riset.
Faktor kedua adalah dampak dari perubahan tata kelola BUMN di bawah Danantara. JP Morgan menilai peningkatan fokus pada return on equity (ROE) telah menghasilkan rating ulang yang signifikan pada sejumlah saham BUMN.
Sementara itu, katalis ketiga bagi Jasa Marga adalah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. JP Morgan memproyeksikan bank sentral akan kembali memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada Desember 2025.
Pada perdagangan Kamis (4/12), saham JSMR ditutup melemah 1,45% ke level Rp3.410 per saham. Sepanjang tahun berjalan atau year to date (YtD), saham emiten operator jalan tol BUMN ini juga terkoreksi sebesar 21,25%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.