Wall Street ditutup menghijau usai The Fed turunkan suku bunga

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Rabu (10/12/2025) waktu setempat setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan memberi sinyal jeda pelonggaran kebijakan moneter selanjutnya, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Melansir Reuters pada Kamis (11/12/2025), indeks Dow Jones Industrial Average menguat 291,17 poin atau 0,61% ke level 47.851,46. Indeks S&P 500 naik 18,32 poin atau 0,27% ke posisi 6.858,83. Sementara itu, Nasdaq Composite terkoreksi 14,20 poin atau 0,06% ke level 23.562,29.

Dari 11 sektor utama anggota S&P 500, mayoritas ditutup di zona hijau. Sektor industri menjadi penguat terbesar, sedangkan sektor teknologi serta jasa komunikasi mencatatkan pelemahan terdalam.

: BREAKING NEWS! The Fed Pangkas Suku Bunga Ketiga Kalinya Jadi 3,50%-3,75% Desember 2025

Pemangkasan suku bunga ini dilakukan di tengah proses pengambilan keputusan yang tidak bulat. Bank sentral AS juga menegaskan akan menanti sinyal yang lebih jelas terkait arah pasar tenaga kerja serta perkembangan inflasi yang dinilai masih agak tinggi.

Dalam hasil pertemuan dua hari Federal Open Market Committee (FOMC), median proyeksi pembuat kebijakan tetap mengindikasikan satu kali pemangkasan tambahan sebesar 25 basis poin pada 2026, sejalan dengan proyeksi September 2025 lalu.

: : Ramalan Nasib Pasar Saham RI Usai The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan Desember 2025

Selain itu, para pejabat Federal Reserve (The Fed) menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS 2026 menjadi 2,3% dari sebelumnya 1,8%. Tingkat pengangguran pada akhir tahun depan diperkirakan tetap berada di kisaran 4,4%.

Proyeksi tersebut, disertai nada pernyataan kebijakan yang tidak terlalu hawkish, mendorong minat investor kembali masuk ke pasar saham.

“Jika The Fed memangkas suku bunga sementara ekonomi tidak mengarah ke perlambatan tajam atau resesi dalam waktu dekat, pasar biasanya menyukai kondisi seperti ini,” ujar Kepala Strategi Investasi Edward Jones, Mona Mahajan, di New York.

Sebelumnya, pergerakan pasar cenderung terbatas menjelang pengumuman kebijakan, meskipun pemangkasan suku bunga telah diantisipasi luas. Investor khawatir The Fed akan mengeluarkan pernyataan bernada lebih ketat terkait prospek kebijakan ke depan.

Pelaku pasar juga mencermati konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan pada pertemuan berikutnya, di tengah upaya bank sentral mengendalikan inflasi yang masih tinggi sekaligus menghadapi sinyal pelemahan pasar tenaga kerja.

Berdasarkan data terbaru LSEG, pascapernyataan The Fed, pasar mematok peluang sebesar 78% bahwa bank sentral AS akan menahan suku bunga pada pertemuan Januari 2026 mendatang.