
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Direktur Dewan Ekonomi Nasional (NEC) AS, Kevin Hassett dinilai belum tentu mampu mewujudkan laju pemangkasan suku bunga agresif seperti yang diinginkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, meskipun nantinya disetujui menjabat sebagai Ketua Federal Reserve (The Fed).
Penilaian tersebut disampaikan Gregory Peters, Co-Chief Investment Officer PGIM Fixed Income di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Hassett akan melonggarkan kebijakan moneter lebih agresif demi menyenangkan Trump apabila terpilih memimpin bank sentral AS.
Peters menegaskan keputusan suku bunga The Fed merupakan hasil konsensus komite, sehingga seorang ketua tidak memiliki kuasa penuh untuk menentukan arah kebijakan secara sepihak.
: Wall Street Ditutup Hijau, Investor Optimistis Suku Bunga The Fed Pekan Depan Turun
“Apakah dia memiliki kredibilitas di dalam komite untuk membangun konsensus? Kami tidak tahu jawabannya. Menurut saya, dia tidak memiliki kredibilitas itu. Dan itulah yang saat ini tercermin dari pasar obligasi,” ujar Peters, yang juga merupakan anggota Treasury Borrowing Advisory Committee, dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/12/2025).
Komentar Peters muncul menanggapi laporan yang menyebut sejumlah investor obligasi, termasuk dari komite penasihat pinjaman pemerintah AS, telah menyampaikan kekhawatiran kepada Departemen Keuangan AS terkait potensi penunjukan Hassett sebagai pimpinan The Fed.
: : Wall Street Reli Ditopang Sektor Teknologi, Pasar Menanti Arah The Fed
Pernyataan tersebut muncul ketika para pedagang obligasi dan pengelola dana makro global memetakan dampak perombakan kebijakan moneter yang dilakukan Trump terhadap The Fed. Bahkan sekadar sinyal perubahan arah kebijakan dinilai dapat mengguncang pasar keuangan global.
Peluang meningkatnya penunjukan pimpinan The Fed yang lebih dovish sejalan dengan berbulan-bulan kritik keras Trump terhadap bank sentral, termasuk komentar ofensif yang ditujukan kepada Ketua The Fed Jerome Powell serta upaya mencopot anggota Dewan Gubernur Lisa Cook.
: : Trump Umumkan Pimpinan Baru The Fed Pengganti Powell Awal Tahun Depan
Hassett selama ini dipandang sebagai sosok yang sejalan dengan preferensi Trump untuk suku bunga rendah. Trump pekan ini menyebut persaingan menuju kursi ketua bank sentral tinggal menyisakan satu kandidat”, sambil menyebut Hassett sebagai calon Ketua The Fed.
Meski demikian, Hassett masih enggan memastikan peluangnya dan menepis kekhawatiran pasar. Dia merujuk hasil lelang surat utang pemerintah AS yang dinilai kuat sebagai bukti bahwa pasar tidak gentar oleh rumor potensi pengangkatannya.
Namun, sebagian pelaku pasar justru mulai mengambil posisi taruhan bahwa laju pemangkasan suku bunga akan semakin cepat, dengan peningkatan posisi spekulatif sejak Hassett mencuat sebagai kandidat terdepan.
Meningkatnya kans Hassett memimpin The Fed pun memicu kekhawatiran soal independensi bank sentral, yang menurut Peters menjadi isu utama bagi para investor.
“Pasar saat ini fokus pada apa yang akan terjadi selanjutnya dan yang akan terjadi selanjutnya adalah Ketua The Fed yang baru, komposisi kepemimpinan yang baru, serta, secara jujur, potensi campur tangan pemerintahan dalam urusan The Fed,” kata Peters.
Meski begitu, pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS relatif terbatas pada perdagangan Asia, Kamis. Yield obligasi tenor 10 tahun bertahan di level 4,08%, sementara yield tenor dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan moneter naik tipis satu basis poin ke 3,50%.
Peters menilai investor masih dibebani kekhawatiran terkait kredibilitas dan independensi The Fed, yang memicu kenaikan risk premium dan term premium pada kurva imbal hasil, tidak hanya di AS tetapi juga di pasar obligasi negara lain.
“Pasar obligasi masih rapuh, terutama di tenor jangka panjang,” katanya.