
Indeks utama saham Amerika Serikat di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (19/12). Kenaikan itu mengakhiri pekan yang sempat berfluktuasi tajam. Pemulihan saham-saham teknologi mendorong kenaikan pasar saham tersebut.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 183,04 poin atau 0,38 persen ke level 48.134,89. Indeks S&P 500 (.SPX) menguat 59,74 poin atau 0,88 persen menjadi 6.834,50, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) melonjak 301,26 poin atau 1,31 persen ke posisi 23.307,62.
Secara mingguan, kinerja pasar terpantau beragam. S&P 500 mencatat kenaikan tipis 0,11 persen dan Nasdaq naik 0,48 persen. Sebaliknya, Dow Jones justru turun 0,67 persen dalam sepekan.
Saham-saham berkapitalisasi besar atau megacaps melanjutkan penguatan sejak Kamis, seiring proyeksi kinerja positif dari produsen chip Micron Technology (MU.O). Prospek tersebut kembali memantik optimisme terhadap saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI), yang sebelumnya tertekan akibat valuasi tinggi dan kekhawatiran soal pendanaan.
Micron mencetak rekor harga penutupan tertinggi pada Jumat, dengan lonjakan saham mencapai 7 persen. Saham Nvidia (NVDA.O) turut menguat 3,9 persen setelah Amerika Serikat meluncurkan tinjauan terhadap chip AI terkuat kedua yang dikembangkan perusahaan tersebut.
Di sisi lain, saham Oracle (ORCL.N) melonjak 6,6 persen. Penguatan ini terjadi setelah ByteDance, pemilik TikTok asal China, meneken perjanjian penjualan sebagian operasi aplikasi video pendek tersebut di AS kepada konsorsium investor, termasuk raksasa komputasi awan itu.
“Secara umum, sektor teknologi, khususnya perusahaan yang terkait dengan AI, berada di bawah tekanan yang cukup besar, dan ketika Micron melaporkan hasilnya [pada hari Rabu] dan pasar bereaksi seperti itu, muncul anggapan bahwa mungkin orang-orang dapat kembali ke saham-saham ini,” kata Thomas Martin, Manajer Portofolio Senior di Globalt Investments.
Secara historis, Desember memang kerap menjadi periode yang positif bagi pasar saham. Sejak 1950, fenomena reli Santa Claus tercermin dari kenaikan rata-rata S&P 500 sebesar 1,3 persen selama lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama pada Januari, menurut Stock Trader’s Almanac.
Pada perdagangan Jumat, tujuh dari sebelas sektor di indeks S&P 500 ditutup menguat. Namun, sektor utilitas (.SPLRCU) dan barang konsumsi pokok (.SPLRCS) masing-masing melemah 1,34 persen dan 0,49 persen.
Tekanan di sektor konsumen terlihat jelas pada saham Nike (NKE.N) yang anjlok 10,5 persen. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan apparel olahraga tersebut melaporkan penurunan margin laba kotor untuk kuartal kedua berturut-turut, dipicu lemahnya penjualan di China serta upaya penyesuaian portofolio produk.
Saham Lamb Weston (LW.N) juga terpuruk hampir 26 persen, setelah pemasok kentang goreng beku itu mengindikasikan permintaan yang lesu hingga sisa tahun fiskal. Sementara itu, saham Conagra (CAG.N) turun 2,5 persen usai produsen makanan ringan daging Slim Jim tersebut membukukan pendapatan yang mengecewakan.
Dari sisi makroekonomi, investor sedikit bernapas lega setelah data menunjukkan harga konsumen AS pada November naik lebih rendah dari perkiraan. Meski begitu, sejumlah analis mengingatkan data tersebut berpotensi terdistorsi akibat penutupan pemerintah selama 43 hari yang menghambat pengumpulan data Oktober.
Pelaku pasar masih berspekulasi bank sentral AS akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali masing-masing 25 basis poin tahun depan. Data LSEG menunjukkan, pasar juga memberi peluang sekitar 20 persen untuk pemangkasan suku bunga pertama yang bisa terjadi paling cepat pada Januari.