Efektifitas Demutualisasi BEI, Pengamat: Bukan Obat Saham Gorengan

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Dampak wacana demutualisasi Bursa Efek Indonesia atau BEI dinilai lebih efektif jika berfokus terhadap penguatan tata kelola dan peningkatan independensi lembaga bursa dibandingkan untuk mencegah praktik saham gorengan.

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy menyebutkan bahwa efektivitas demutualisasi justru bergantung pada tujuan utamanya, yakni memperbaiki tata kelola dan memastikan BEI dapat beroperasi lebih independen.

“Saya pikir tidak akan efektif kalau untuk mencegah saham gorengan. Utamanya adalah meningkatkan tata kelola dan independensi,” ujarnya kepada Bisnis dikutip, Jumat (12/12/2025).

: Kemenkeu Targetkan Demutualisasi BEI Tuntas pada Semester I/2026

Menurutnya, risiko yang perlu diantisipasi adalah potensi konflik kepentingan apabila pengelolaan bursa tetap berada di tangan para pemegang saham yang berasal dari perusahaan-perusahaan sekuritas.

“Jangan sampai yang mengurusi perusahaan sekuritas adalah diri mereka sendiri sebagai pemegang saham BEI,” terangnya.

: : BEI Kaji Struktur untuk Demutualisasi, Termasuk soal Independensi

Saat ini, BEI pada dasarnya sudah dipandang sebagai lembaga yang independen.

Namun kemungkinan ada dorongan agar struktur pengelolaannya dibuat lebih terbuka dan akuntabel, sejalan dengan perkembangan pasar modal Indonesia yang kian kompleks serta kebutuhan investor yang semakin beragam.

: : Kaji Aturan Demutualisasi, BEI Amati Skema Bursa Global

Adapun Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menyebut demutualisasi bursa yang dicanangkan oleh pemerintah bukanlah merupakan aksi korporasi, melainkan adalah aksi shareholder yang dilakukan oleh pemegang saham BEI. Sementara, aksi korporasi benar-benar dilakukan oleh perusahaan.

“Makanya kami lihat kajiannya seperti apa, RPP-nya seperti apa, kita pelajari bersama-sama,” ujarnya kepada media, Senin (24/11/2025)

Jeffrey pun memperkirakan dampak kebijakan tersebut masih selaras dengan visi BEI pada tahun 2030, yaitu menjadi bursa atau perusahaan terbaik ke-10 di dunia.

“Harusnya sejalan [dengan target 2030 BEI],” imbuhnya.

Adapun demutualisasi adalah proses ketika sebuah perusahaan privat yang dimiliki para anggotanya, seperti koperasi atau dalam hal ini BEI, secara legal mengubah strukturnya agar menjadi perusahaan publik yang diperdagangkan dan dimiliki oleh pemegang saham.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.