
Ussindonesia.co.id JAKARTA — Sejumlah saham seperti PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) hingga PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi incaran investor asing sepanjang 2025. Bagaimana kemudian pergeseran tren saham incaran asing pada tahun kuda api 2026?
Berdasarkan data Stockbit, saham TLKM mencatatkan nilai beli bersih (net buy) asing sebesar Rp7,42 triliun secara year to date (ytd), terhitung sejak awal perdagangan 2025 hingga Senin (15/12/2025). Capaian tersebut menempatkan TLKM sebagai salah satu saham dengan akumulasi asing terbesar sepanjang tahun berjalan.
Saham ASII juga mencatatkan minat beli yang kuat dari investor asing dengan net buy sebesar Rp5,54 triliun sepanjang 2025. Selain itu, saham PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) membukukan net buy asing sebesar Rp4,36 triliun, disusul PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) mencatatkan net buy asing sebesar Rp2,43 triliun pada periode yang sama.
: RUPSLB Bukit Asam (PTBA), Intip Prognosa ‘Panen’ Batu Bara 2025
Di sisi lain, sejumlah saham justru ditinggalkan oleh investor asing sepanjang 2025. Saham perbankan besar PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan nilai jual bersih (net sell) asing sebesar Rp26,97 triliun. Adapun PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp13,9 triliun sepanjang tahun berjalan.
Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai pada 2026 pergerakan dana asing akan cenderung lebih selektif dan berbasis fundamental. Menurutnya, kondisi tersebut sejalan dengan meredanya ketidakpastian suku bunga global serta ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia.
: : KDM Larang Bangun Perumahan Baru se-Jawa Barat, Lanjutan dari Bandung Raya
“Saham-saham yang pada 2025 menjadi favorit net buy asing seperti TLKM, ASII, dan ANTM kami kira masih akan tetap relevan dengan katalis yang ada,” kata Miftahul kepada Bisnis pada Selasa (16/12/2026).
Ia menambahkan, saham-saham bank jumbo seperti BBCA dan BMRI diproyeksikan kembali mendapatkan aliran dana asing pada 2026. Indikasi tersebut mulai terlihat pada akhir 2025, ketika arus dana asing perlahan kembali masuk ke saham perbankan besar.
: : Penerbitan Obligasi 2026 Diprediksi Turun, Pefindo Sebut Efek Danantara
“Kembalinya arus dana asing ke bank jumbo seperti BBCA dan BMRI di akhir 2025 ini kami kira sebagai sinyal awal rebalancing, dan berpotensi berlanjut pada 2026 apabila pertumbuhan katalis seperti kredit yang mulai membaik, kualitas aset, dan margin profitabilitas yang mulai rebound,” ujar Miftahul.
Bank Central Asia Tbk. – TradingView
Adapun sentimen yang diperkirakan memengaruhi pergerakan dana asing pada 2026 antara lain stabilitas nilai tukar rupiah, arah kebijakan suku bunga global, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta dinamika perang dagang global.
Associate Director Maximilianus Nicodemus juga memproyeksikan arus dana asing pada 2026 berpotensi berpihak kepada saham perbankan besar seperti BMRI dan BBCA. Menurutnya, prospek fundamental yang membaik, pertumbuhan ekonomi, serta akselerasi bauran kebijakan pemerintah menjadi faktor pendukung.
“Juga ada potensi valuasi di masa yang akan datang, ini pengaruhi pasar. Sejauh ini kalau diperhatikan dari sisi harga, BBCA dan BMRI tergolong murah,” ujar Nicodemus kepada Bisnis pada Selasa (16/12/2025).
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.