
Ussindonesia.co.id JAKARTA – Sederet indikator ekonomi Indonesia saat saat ini bakal menjadi modal kuat bagi pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sentimen ekonomi yang membaik itu akan menjadi karpet merah menyambut 13 perusahaan yang sempat menunda aksi pencatatan saham pada 2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 12 Desember 2025, terdapat 25 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Sementara itu, ada PT Super Bank Indonesia Tbk. (SUPA) yang sekarang dalam fase penawaran umum dan ditargetkan bakal efektif tercatat di bursa 17 Desember 2025. Sisanya, masih ada 13 perusahaan dalam daftar tunggu atau pipeline IPO Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun ini, BEI sebenarnya menargetkan 45 perusahaan IPO.
: Sudah 2 Tahun BUMN Absen IPO di Pasar Saham, Ini Kata OJK
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dari 13 perusahaan tersebut sebanyak tujuh di antaranya merupakan perusahaan light house. Perusahaan-perusahaan besar yang bakal go public tersebut menyiratkan adanya optimisme pelaku usaha pada market Indonesia.
“Dan sepertinya ada spillover ke Januari [2026]. Harapannya kalau Januari positif, January Effect akan membawa kita untuk ekonomi yang lebih baik di tahun 2026,” ujar Airlangga dalam perayaan HUT Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) ke-37 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (12/12/2025).
: : Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat Melalui Daring Bakal Dipotret di Sensus Ekonomi 2026
Airlangga optimis aktivitas ekonomi akan menunjukkan perbaikan di awal 2026 setelah melalui tahun ini dengan sederet tantangan.
Sejumlah indikator ekonomi yang membawa optimisme yang mengawali tahun 2026 a.l. prospek indeks konsumen bertahan di atas 100, bahkan di bulan November sudah naik di 124. Kemudian penjualan ritel secara year on year (YoY) tumbuh 5,9%, indeks PMI manufaktur masih ekspansif di 53,3, inflasi yang dapat dijaga di 2,72%, kredit konsumsi tumbuh 7%, sampai indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berulang kali pecah rekor baru akhir-akhir ini.
: : Penjatahan Saham IPO 10% per Investor Bisa Tekan Listing Gain, Ini Kata AEI
“Dengan ini dapat dikatakan bahwa tahun depan kita bukan headwind [kondisi yang menghambat], tetapi kita berharap adanya tailwind [kondisi yang mendukung pertumbuhan],” tandasnya.
Sebagai informasi, jumlah perusahaan IPO semakin susut pasca pecah rekor pada 2023 dengan 79 perusahaan melantai di bursa. Pada 2024, jumlah perusahaan yang go public mengecil hanya 41 perusahaan. Bahkan di tahun ini, target IPO yang mulanya 66 perusahaan dikoreksi ke bawah menjadi 45 perusahaan.
Ketua Umum AEI Armand Wahyudi Hartono mengatakan jumlah IPO yang semakin kecil dari tahun ke tahun lebih disebabkan oleh kondisi iklim usaha saat ini.
“Itu tergantung perusahaannya mana yang memang butuh modal. Dunia bisnisnya juga kan lagi menantang,” kata Armand.