
Ussindonesia.co.id JAKARTA. PT Asuransi Jiwa BCA atau BCA Life mempertahankan strategi investasi dengan pendekatan selektif yang dikelola secara hati-hati untuk penempatan di instrumen saham, meski kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin membaik.
Presiden Direktur dan CEO BCA Life Eva Agrayani mengatakan, strategi itu dirancang untuk menjaga keseimbangan antara potensi imbal hasil dan stabilitas portofolio. “Ditambah, strategi itu bertujuan untuk memastikan kesesuaian dengan profil liabilitas jangka panjang perusahaan,” ucap dia kepada Kontan, Selasa (16/12/2025).
Seiring adanya peningkatan kinerja pasar modal, Eva mengatakan penyesuaian eksposur investasi saham ke depan dapat dilakukan secara bertahap dan oportunistik, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Ia menambahkan, strategi investasi yang dilakukan perusahaan sejauh ini turut berdampak positif terhadap hasil investasi.
BCA Life Catat Hasil Investasi Rp 219,11 Miliar per November 2025, Naik 38%
Eva mengatakan hasil investasi perusahaan mencapai Rp 219,11 miliar per November 2025. “Nilai itu tumbuh 38%, jika dibandingkan pencapaian November 2024 sebesar Rp 159,27 miliar,” ujarnya.
Eva menerangkan pertumbuhan hasil investasi tersebut menegaskan ketangguhan strategi investasi BCA Life melalui pengelolaan aset yang prudent, terdiversifikasi, dan adaptif di tengah volatilitas pasar.
Secara rinci, Eva menyampaikan kinerja hasil investasi perusahaan utamanya ditopang oleh dominasi Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai sekitar 65% dari total portofolio investasi atau senilai Rp 2,77 triliun, disusul obligasi korporasi sebesar 18%, dan deposito berjangka 13%. Adapun total investasi BCA Life tercatat sebesar Rp 4,27 triliun per November 2025. Nilainya tumbuh 43%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia mengatakan komposisi investasi itu memungkinkan perusahaan memperoleh arus hasil yang relatif stabil, sekaligus menjaga risiko tetap terkendali, sehingga berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan hasil investasi.