
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat penguatan signifikan pada perdagangan Senin (24/11/2025). IHSG ditutup naik 155,9 poin atau 1,85% ke level 8.570.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai penguatan IHSG pada Senin (24/11/2025) tidak lepas dari kombinasi sentimen global dan domestik.
“IHSG menguat setelah Bank Indonesia kembali menahan suku bunga dua kali berturut-turut pekan lalu, yang menandakan keyakinan bahwa inflasi akan tetap terkendali,” ujarnya.
Ia juga menyoroti surplus transaksi berjalan kuartal III yang berbalik positif untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun sebagai faktor tambahan yang memperkuat rupiah.
IHSG Berpeluang Lanjut Menguat pada Selasa (25/11), Ini Kata Analis
Dari eksternal, pelaku pasar merespons komentar Gubernur The Fed New York John Williams, yang membuka ruang bagi pemangkasan suku bunga The Fed.
“Peluang Fed rate cut sebesar 25 bps pada Desember 2025 naik dari 41% menjadi 71%,” kata Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas.
Ia menilai kenaikan probabilitas tersebut langsung mendorong risk appetite investor, sehingga indeks bergerak lebih agresif.
Nafan menambahkan, meredanya tensi geopolitik turut memperhalus sentimen global. “Ketegangan mereda setelah Presiden AS Donald Trump mendorong proposal damai untuk Rusia dan Ukraina,” ujar Nafan.
Guru Besar FEB UI, Budi Frensidy, melihat tren IHSG masih solid. “Kalau melihat trennya, mungkin akan menuju 8.800 atau bahkan 9.000 di akhir tahun ini,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa tanpa guncangan besar, momentum IHSG masih kuat.
Dalam pandangan teknikal, Nafan juga menilai IHSG masih berada dalam tren naik. “Strateginya tetap accumulate saham-saham yang prospeknya solid, buy on dip, dan disiplin manajemen risiko,” katanya.
IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Cek Sentimennya yang Menopangnya
Sementara itu, Nico memperkirakan IHSG pada perdagangan Selasa (25/11/2025) akan bergerak di kisaran 8.480-8.600.
Dari sisi global, pasar akan mencermati rilis data inflasi produsen (PPI) AS yang sebelumnya sempat tertunda. Sementara dari domestik, keyakinan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 juga ikut membantu sentimen.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,6% hingga 5,7%, didukung permintaan domestik dan program pemerintah.
Nafan menilai faktor-faktor tersebut masih cukup memberikan ruang bagi lanjutan penguatan. “Peluang melanjutkan uptrend tetap terbuka, meski tetap perlu mewaspadai volatilitas dari arah kebijakan The Fed,” ujarnya.