Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pengendali PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) telah melanggar komitmen untuk mempertahankan pengendalian sebagaimana tertuang dalam prospektus IPO perseroan.
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I BEI Vera Florida dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Pande Made Kusuma Ari A. menyampaikan pelanggaran itu merujuk pada keterbukaan informasi KOKA tentang rencana akuisisi saham perseroan oleh Ningho Lixing Enterprise Management Co. Ltd.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada 16 September 2025, Direktur Utama KOKA Gao Jing menyampaikan bahwa Ningbo Lixing Enterprise Management Co. Ltd. berencana mengakuisisi 63,5% saham yang disetor dan diedarkan PT Koka Indonesia Tbk.
Setelah proses akuisisi selesai, perusahaan China itu akan menjadi pemegang saham pengendali baru PT Koka Indonesia Tbk.
Rencana akuisisi itu melanggar prospektus penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) yang dilaksanakan pada Oktober 2023.
: BEI Buka Gembok Suspensi Saham MPXL, KJEN, dan LOPI
Dalam prospektus tersebut, Gao Jing selaku pemilik manfaat dan pengendali KOKA menyatakan akan tetap menjadi pemilik manfaat dan pengendali
perseroan dalam periode sekurang-kurangnya 5 tahun setelah efektifnya pernyataan pendaftaran. Hal itu merujuk pada Surat Pernyataan Pengendali tanggal 27 September 2023.
Berdasarkan hal tersebut, BEI menyatakan pemegang saham pengendali KOKA telah melanggar komitmen untuk mempertahankan pengendalian sebagaimana telah diungkapkan dalam prospektus perseroan.
“Mempertimbangkan hal tersebut serta dalam rangka menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan di pasar reguler dan pasar tunai terhitung sejak sesi pra-pembukaan perdagangan efek tanggal 18 September 2025,” tulis BEI dalam pengumuman, dikutip Jumat (19/9/2025).
Sejalan dengan suspensi saham KOKA, Bursa meminta kepada seluruh pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.