Dana asing mengalir deras, saham BBCA, BUMI, hingga BRPT justru banyak dilego

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Pasar saham Indonesia mencatatkan arus masuk atau inflow dana asing dengan deras pada bulan ini, jelang momentum santa claus rally. Namun, terdapat sejumlah saham yang banyak dijual investor asing.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar saham Indonesia masih mencatatkan tren nilai beli bersih atau net buy asing dengan nilai sebesar Rp3,27 triliun pada perdagangan sepekan lalu 15-19 Desember 2025.

Catatan inflow asing itu melanjutkan pekan sebelumnya atau 8-12 Desember 2025 dengan net buy asing sebesar Rp1,42 triliun. Alhasil, dalam sebulan perdagangan terakhir sampai 19 Desember 2025, pasar sahham Indonesia mencatatkan net buy asing sebesar Rp9,44 triliun.

Meski begitu, terdapat sejumlah saham yang menjadi sasaran jual investor asing saat pasar saham Indonesia banyak mencatatkan net buy. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), misalnya, telah mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp5,03 triliun dalam sebulan perdagangan terakhir.

Kemudian, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp2,06 triliun, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan net sell asing sebesar Rp953,58 miliar, dan saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatatkan net sell asing sebesar Rp872,6 miliar dalam sebulan.

Selain itu, saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mencatatkan net sell asing sebesar Rp482,23 miliar, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) mencatatkan net sell asing sebesar Rp223,18 miliar, dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mencatatkan net sell asing sebesar Rp175,91 miliar dalam sebulan.

: Rupiah Hari Ini (22/12) Ditutup Melemah ke Rp16.777 per Dolar AS

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menjelaskan pada momen santa claus rally, arus dana asing sebenarnya berpeluang besar mengalir ke pasar saham Indonesia. Hal ini didorong oleh penurunan suku bunga The Fed. Dengan biaya modal global yang lebih rendah, aset emerging markets seperti Indonesia menjadi lebih menarik. 

“Dalam 1–2 bulan ke depan, saya melihat peluang aliran dana asing kembali meningkat, terutama jika rupiah stabil dan outlook penurunan suku bunga BI pada semester I/2026 semakin kuat,” ujar Ekky pada beberapa waktu lalu.

Adapun, Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai ke depan pergerakan dana asing akan cenderung lebih selektif dan berbasis fundamental. Hal ini sejalan dengan meredanya ketidakpastian suku bunga global serta ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan dari The Fed dan Bank Indonesia. 

Dengan kondisi tersebut, saham-saham bank jumbo seperti BBCA dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) diproyeksikan mendapatkan aliran deras dana asing. Dorongan dana investor asing ke saham bank jumbo juga akan dibantu oleh katalis tambahan seperti kredit yang mulai membaik, kualitas aset, dan margin profitabilitas yang mulai rebound.