
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Harga komoditas energi bergerak bervariasi. Mengutip Trading Economics, Senin (22/12) pukul 18.05 WIB, harga minyak mentah WTI berada di level US$ 57,45 per barel, terkoreksi 20,68% secara year to date (ytd), harga batubara di level US$ 108,40 per ton, terkoreksi 13,45% ytd, dan harga gas alam di level US$ 4,09 per MMBtu naik 12,73% secara ytd.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, sepanjang tahun 2025, pasar energi global terjebak dalam pusaran volatilitas yang dipicu oleh eskalasi geopolitik di Venezuela dan Laut Baltik. Serta rekor produksi minyak Amerika Serikat yang mencapai 13,8 juta barel per hari.
“Blokade total terhadap kapal tanker Venezuela oleh pemerintahan AS dan serangan Ukraina terhadap armada bayangan (shadow fleet) Rusia di Laut Mediterania menjadi katalis utama yang menahan harga minyak dari kejatuhan yang lebih dalam,” ujar Sutopo kepada Kontan, Senin (22/12/2025).
Begini Rencana Investasi Astra International (ASII) di Sektor Kesehatan
Di sisi lain, Sutopo mengatakan harga gas alam dan batubara mulai tertekan oleh anomali cuaca musim dingin yang lebih hangat dari perkiraan. Serta percepatan transisi energi di Tiongkok yang membatasi permintaan impor fosil secara struktural.
Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi berada dalam fase moderasi dan stabilisasi. Menurutnya, harga minyak mentah cenderung tetap di level rendah atau sideways karena pasar masih dihantui oleh kekhawatiran oversupply yang diprediksi berlanjut hingga akhir tahun 2026.
Lalu, harga Batubara diproyeksikan stabil namun dalam tren melandai. Permintaan dari pembangkit listrik tradisional mulai menemui titik jenuh, meski disiplin produksi dari Indonesia mungkin bisa menahan koreksi lebih dalam.
“Harga gas alam diperkirakan akan tetap tinggi di kuartal I-2026 karena puncak musim dingin, namun berisiko mengalami oversupply pada paruh kedua 2026 seiring beroperasinya kapasitas LNG baru secara global,” ucap Wahyu.
Wahyu memproyeksikan harga minyak mentah WTI pada kuartal I – 2025 berada di kisaran US$ 50 – US$ 65 per barel. Proyeksi ini merupakan potensi rebound teknis dari level terendah tahun 2025.
Sementara Sutopo memprediksi harga batubara acuan (Newcastle) bertahan di bawah level psikologis, yakni sekitar US$ 110 per ton. Adapun, untuk gas alam harga diproyeksikan rata-rata berada di level US$ 4,30 per MMBtu. Ini sangat bergantung pada intensitas sisa musim dingin dan volume ekspor LNG yang terus meningkat.