
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Pasar saham Indonesia mencatatkan kinerja moncer pada akhir 2025. Bagaimana kemudian peluang hadirnya January Effect pada 2026?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 1,25% ke level 8.644,26 pada perdagangan hari ini, Senin (29/12/2025). IHSG pun kokoh di zona hijau, menguat 22,10% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Dana asing pun mengalir deras pada akhir tahun. Pasar saham Indonesia mencatatkan nilai beli bersih atau net buy asing sebesar Rp2,45 triliun pada perdagangan jelang akhir tahun, Rabu (24/12/2025). Pasar saham Indonesia juga mencatatkan net buy asing sebesar Rp34,93 triliun dalam 6 bulan terakhir.
Nilai jual bersih atau net sell investor asing sepanjang 2025 pun dapat ditekan. Sepanjang 2025, pasar saham Indonesia mencatatkan net sell asing sebesar Rp18,36 triliun.
Jelang 2026, pasar saham Indonesia bersiap memasuki fase awal tahun dengan ekspektasi munculnya January Effect, yakni kecenderungan penguatan harga saham pada Januari setelah tekanan jual di akhir tahun.
Jika menilik data historis 10 tahun terakhir, terdapat 6 kali indeks komposit menutup Januari dengan penguatan, sedangkan sisa 4 lainnya mengalami penurunan.
: Emiten Prajogo Pangestu CUAN Bakal Akuisisi Singaraja Putra (SINI)
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan di tengah kinerja kinclong IHSG pada akhir 2025 dengan catatan-catatan rekor-rekor baru, January Effect nampaknya tidak relevan lagi pada 2026.
Secara teori, January Effect pun menurutnya tidak cocok dengan kondisi pasar saham Indonesia.
“Karena January Effect itu lebih ke strategi pajak di mana investor menjual saham rugi di Desember kemudian membelinya di Januari supaya ada realisasi loss. Sementara, di Indonesia pajak saham itu final, mau jual untung atau rugi, sehingga tidak relevan,” kata Rudiyanto kepada Bisnis pada Senin (29/12/2025).
Di sisi lain, dia memberikan rekomendasi racikan portofolio untuk awal tahun depan. “Lakukan diversifikasi, investasi sesuai profil risiko. Untuk yang trading ada disiplin profit taking dan cutloss,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusti juga mengatakan January Effect merupakan fenomena saham yang cenderung naik pada bulan Januari, terutama saham berkapitalisasi kecil atau small-cap dan menengah atau mid-cap.
Teori penyebab January Effect antara lain karena banyak investor menjual rugi saham pada Desember untuk keperluan pajak, lalu membeli kembali saham pada Januari. January Effect juga didorong oleh raupan bonus akhir tahun, rebalancing portofolio tahunan, serta optimisme investor tahun baru.
: IHSG Ditutup Menguat ke 8.644 Jelang Tutup Tahun, Saham DEWA, ANTM & BULL Kinclong
Dia menilai jika kondisi ekonomi global dan sentimen pasar membaik disertai optimisme investor, maka terjadi peningkatan minat beli saham di awal tahun. Kondisi tersebut kemudian bisa mendongkrak saham, terutama di small-cap atau mid-cap.
“Sejatinya terdapat katalis positif pada January Effect 2026 mengingat awal kuartal I/2026 berpotensi menjadi periode terkuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, didorong konsolidasi berbagai faktor musiman seperti perayaan tahun baru, Imlek, serta momentum Ramadan yang biasanya meningkatkan konsumsi rumah tangga,” kata Nafan dalam risetnya.
Terdapat sejumlah strategi mengelola portofolio di January Effect, di antaranya menganggap January Effect sebagai opsional, bisa jadi terdapat peluang, namun jangan menjadikan ekspektasi pasti.
Jika ingin mengambil peluang, maka fokus ke saham-saham small-cap atau mid-cap undervalued yang likuid, atau saham dengan fundamental baik. Sebab, saham-saham tersebut lebih rawan bounce bila terjadi rebalancing awal tahun.
Diversifikasi portofolio juga menurutnya penting. Pantau juga kondisi makro, mulai dari ekonomi global, suku bunga, inflasi, dan geopolitik. Sebab hal tersebut bisa menentukan apakah efek musiman Januari bisa muncul atau tidak.
Dia memproyeksikan IHSG pada 2026 dalam kondisi uptrend dengan skenario positif di level 8.940 serta skenario negatif di level 7.959.