Saham teknologi jawara 2025, sektor mana bakal naik panggung pada 2026?

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks sektoral teknologi menjadi indeks sektoral dengan kinerja tertinggi sepanjang tahun 2025, dengan kenaikan hingga 157,24%. Indeks sektoral lain diperkirakan akan menguat pada 2026.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Arifin menuturkan dengan telah menguatnya sektor teknologi, maka penguatan selanjutnya adalah pada sektor konsumer, properti, dan sektor keuangan. 

“Konsumer karena dengan terjadinya perbaikan di pertumbuhan ekonomi ke depannya, kami melihat pertumbuhan ekonomi akan terjadi perbaikan, dan ini akan berimbas ke konsumsi masyarakat,” ujar Arifin, Jumat (5/12/2025). 

: Uni Eropa Investigasi Meta Atas Dugaan Monopoli Pasar AI di chatbot Whatsapp

Dia melanjutkan konsumsi masyarakat yang membaik juga akan berdampak ke sektor konsumer, dan juga akan terdampak ke sektor properti terkait purchasing power.

Arifin juga menyebut sektor keuangan juga akan menjadi sektor yang meningkat pada 2026, karena saham-saham sektor keuangan dan banking menurutnya telah membukukan non-performing loan (NPL) yang tinggi. 

“Jadi kami melihat kinerjanya akan sangat lebih baik dibandingkan tahun ini,” kata dia. 

Sebelumnya, Deputi Kepala Divisi Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas, Kresna Partogi Hutabarat, mengungkapkan sejumlah sektor yang berpotensi menjadi motor penggerak pasar pada 2026, antara lain konsumer, perbankan, telekomunikasi, ritel, serta sektor pertambangan seperti emas dan tembaga. 

Menurut Kresna, sektor-sektor ini memiliki potensi pertumbuhan kuat sehingga mendukung peringkat overweight yang disematkan Mandiri Sekuritas. 

“Hal itu bisa menjadi pendorong performa IHSG untuk tahun 2026,” pungkasnya.

Adapun Mandiri Sekuritas memproyeksikan pergerakan IHSG dengan bull case scenario atau skenario optimistis, berpotensi menembus level 9.350 pada 2026. Sementara itu, base case IHSG diperkirakan mencapai level 9.050.

IHSG Tembus 10.500 pada 2026?

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG mampu menembus level 10.500 pada 2026. Target tersebut didorong oleh sejumlah faktor seperti stabilitas ekonomi serta peluang lanjutan kebijakan moneter longgar dari bank sentral.

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan kinerja pasar saham Indonesia masih bisa positif pada 2026. Sebab, terdapat harapan stabilitas ekonomi makro dan perbaikan kinerja emiten. Mirae Asset memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sampai 5,3% pada 2026.

“Terdapat pemulihan ekonomi lebih cepat sejak kuartal IV/2025, juga kuartal I/2026 yang diakselerasi oleh tren musiman seperti ramadan dan lebaran. Ini kemudian mendorong PDB [produk domestik bruto] yang lebih tinggi serta mendorong performa emiten,” kata Rully dalam Media Day: Desember 2025 – Outlook 2026: Momentum, Growth, and Opportunity pada Kamis (4/12/2025).

: IHSG Sepekan Kinclong, Saham FILM, MORA hingga TLKM Jadi Penopang

Target tersebut juga didorong oleh proyeksi berlanjutnya kebijakan moneter longgar, terutama dari The Fed. Menurutnya, Fed Fund Rate (FFR) bisa turun minimal dua kali lagi pada 2026. 

“Ini kemudian memberi ruang BI [Bank Indonesia] turunkan suku bunga acuannya,” ujar Rully.

Kemudian terdapat peningkatan kinerja kredit yang mampu mendorong gerak saham sektor perbankan. Mirae Asset memproyeksikan kredit bisa tumbuh hingga 10% pada 2026. Akan tetapi, Dia menilai terdapat tantangan bagi gerak pasar saham pada 2026 yakni fluktuasi nilai tukar rupiah.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.