Rupiah Menguat ke Rp 16.287 Per Dolar AS pada Kamis (7/8), Ini Sentimen Pendorongnya

Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan kekuatan yang signifikan hari ini, Kamis (7/8/2025), mengakhiri perdagangan dengan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, rupiah perkasa hingga 0,46%, mencapai level Rp 16.287 per dolar AS, mengungguli posisi penutupan hari sebelumnya. Tak hanya itu, data dari Jisdor Bank Indonesia (BI) juga mencatat penguatan serupa, dengan rupiah ditutup 0,40% lebih tinggi pada Rp 16.312 per dolar AS.

Kinerja positif rupiah tidak terlepas dari beragam sentimen, baik global maupun domestik. Menurut Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, salah satu faktor kunci yang mempengaruhi pergerakan mata uang adalah kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Presiden Donald Trump, misalnya, telah menyatakan niatnya untuk memberlakukan tarif sebesar 100% pada impor semikonduktor dari negara-negara tertentu, kecuali jika mereka berinvestasi dalam manufaktur chip di Amerika.

Langkah proteksionis ini, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri AS, justru menimbulkan kekhawatiran meluas akan disrupsi pada rantai pasok global dan potensi lonjakan inflasi. Selain itu, Trump juga telah menandatangani perintah yang menggandakan tarif impor dari India menjadi 50%, sebagai respons atas pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut. Ibrahim menambahkan, “Dalam sebuah unggahan di Truth Social Rabu malam, Trump mengatakan tarif timbal balik akan berlaku pada tengah malam, membuat investor tetap waspada,” sebuah pernyataan yang menambah ketidakpastian di pasar keuangan global.

Di sisi lain, dari arena domestik, perhatian pasar tertuju pada laporan Bank Indonesia (BI) mengenai posisi cadangan devisa Indonesia. BI mencatat adanya penurunan tipis pada cadangan devisa, yang pada akhir Juli 2025 berada di angka USD 152,0 miliar, sedikit menurun dari USD 152,6 miliar pada akhir Juni 2025.

Penurunan ini, jelas BI, dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan implementasi kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh bank sentral. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya BI untuk merespons tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih berlangsung, menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Menatap prospek ke depan, Ibrahim memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan menunjukkan pergerakan fluktuatif esok hari, namun dengan potensi untuk ditutup menguat. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.230 hingga Rp 16.290 per dolar AS, mengindikasikan optimisme terhadap performa mata uang domestik.