Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan kinerja impresif dengan menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (4/8/2025). Di pasar spot, mata uang Garuda ini berhasil melonjak 0,68%, ditutup pada level Rp 16.401 per dolar AS, sebuah kenaikan yang cukup berarti dibandingkan penutupan Jumat (1/8/2025). Penguatan serupa juga terlihat pada kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), di mana rupiah menguat 0,64% menjadi Rp 16.388 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa pergerakan positif rupiah ini didorong oleh kombinasi sentimen domestik dan eksternal. Di sisi domestik, salah satu faktor krusial adalah tren melandainya inflasi komponen inti yang mencerminkan daya beli masyarakat. Sejak Mei 2025 secara tahunan, inflasi inti terpantau terus menurun, memberikan sinyal positif bagi perekonomian.
Meskipun demikian, secara bulanan, inflasi inti tercatat sedikit meningkat dari 0,07% pada Juni menjadi 0,13% pada Juli. Komoditas yang memberikan andil dominan terhadap inflasi tahunan (YoY) adalah emas perhiasan, yang menyumbang 0,46% dari total inflasi umum Juli 2025 yang mencapai 2,37% YoY. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengkonfirmasi bahwa inflasi inti pada Juli 2025 berada di angka 2,32% year-on-year (YoY) dan 0,13% secara bulanan (MtM). Angka tahunan ini lebih rendah dibandingkan periode Juni (2,37%) maupun Mei (2,40%).
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.401 Per Dolar AS pada Hari Ini (4/8), Asia Perkasa
Para ekonom menyoroti bahwa meskipun komponen inti inflasi melandai, indeks harga konsumen (IHK) pada kategori ini masih mengalami inflasi. Ibrahim Assuaibi menambahkan, hal ini disebabkan oleh perbedaan perubahan harga antar barang dalam perhitungan inflasi inti. “Terlebih, emas masih menjadi pendorong utama inflasi inti,” tegas Ibrahim pada Senin (4/8/2025).
Selain sentimen domestik, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama dari ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve (Fed). Setelah data ketenagakerjaan AS bulan Juli yang cenderung suram, pasar mulai kembali memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed. Kendati Tingkat Pengangguran AS hampir tidak berubah, melemahnya pasar tenaga kerja memberikan justifikasi bagi sikap Gubernur Fed Michelle Bowman dan Christopher Waller yang mendukung pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan The Fed 29-30 Juli lalu.
Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 16.413 Per Dolar AS pada Hari Ini 4 Agustus 2025
Menyikapi berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada Selasa (5/8/2025) akan bergerak fluktuatif. Namun demikian, ia optimis rupiah akan ditutup menguat di kisaran Rp 16.350 – Rp 16.400 per dolar AS.