Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,27% ke Rp 16.629 per Dolar AS pada Kamis (23/10)

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis, 23 Oktober 2025. Mengacu pada data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 16.629 per dolar AS, mencatat penurunan 0,27% dibandingkan posisi hari Rabu, 22 Oktober 2025, yang berada di Rp 16.585 per dolar AS.

Pada hari itu, rupiah dan won Korea Selatan memimpin daftar mata uang Asia yang melemah, tertekan oleh penguatan dolar AS dan memanasnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Sentimen negatif ini turut memberikan tekanan besar pada pasar regional, meskipun beberapa bank sentral di Asia memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan mereka.

Won Korea Selatan anjlok 0,6%, mencapai posisi terendah dalam enam bulan terakhir. Hal ini terjadi setelah investor mengevaluasi ulang prospek ekonomi Korea Selatan yang masih terlihat rapuh. Meskipun Bank of Korea memilih untuk menahan suku bunga acuannya guna menghindari risiko gelembung harga properti, mereka memberikan sinyal bahwa masih ada potensi penurunan suku bunga di masa mendatang.

Tidak hanya won, rupiah juga ikut tertekan di tengah kekhawatiran yang meningkat terhadap ketidakpastian ekonomi domestik Indonesia. Sentimen pasar semakin terguncang oleh dinamika politik di Tanah Air, termasuk pencopotan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta meningkatnya kekhawatiran terhadap disiplin fiskal pemerintah yang memicu spekulasi di kalangan investor.

Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya pada Rabu, 22 Oktober, dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas rupiah. Namun, keputusan ini belum mampu memberikan dorongan positif yang signifikan bagi pergerakan mata uang Garuda. Pasar masih mengantisipasi ruang pelonggaran moneter lebih lanjut dari BI, sementara penguatan dolar AS terus menambah tekanan pada rupiah, yang saat ini menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terlemah di kawasan.

Goldman Sachs sebelumnya memproyeksikan bahwa BI masih akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 basis poin, pada kuartal IV-2025. Namun, pelemahan rupiah yang terus berlanjut berpotensi menunda langkah pelonggaran moneter tersebut hingga awal 2026. Rapat kebijakan BI berikutnya dijadwalkan pada tanggal 18–19 November, yang akan menjadi sorotan utama bagi investor. “Pasar menanti bukti konkret koordinasi kebijakan dan disiplin fiskal. Rupiah kemungkinan akan bertahan di kisaran Rp16.500 per dolar AS sampai kepercayaan investor pulih,” ungkap Philip Wee, Senior FX Strategist di DBS, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,1% setelah pemerintahan Trump dilaporkan mempertimbangkan pembatasan ekspor perangkat lunak ke China, mulai dari laptop hingga mesin jet. Langkah ini diambil sebagai balasan atas pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth) oleh Beijing. Kebijakan tersebut langsung memicu aksi jual di pasar negara berkembang, karena investor khawatir akan dampak rambatan ke Asia Tenggara, kawasan yang sangat bergantung pada perdagangan dengan China.

“Rencana AS untuk memperluas pembatasan ekspor teknologi ke China, ditambah indikasi sanksi baru terhadap Rusia, serta anjloknya harga logam, membuat pasar regional semakin berhati-hati,” jelas Christopher Wong, analis valas di OCBC. Investor kini menantikan data inflasi ritel AS yang akan dirilis pada Jumat, 24 Oktober, di tengah penutupan sebagian lembaga pemerintahan AS. Meskipun pasar telah memperkirakan adanya penurunan suku bunga pada rapat The Federal Reserve pekan depan, data inflasi tersebut tetap dapat memengaruhi ekspektasi pelonggaran moneter berikutnya.

Di samping rupiah dan won, mata uang Asia lainnya juga turut melemah. Peso Filipina turun 0,32%, melanjutkan penurunan empat hari berturut-turut hingga mencapai level terendah sejak 3 Februari. Dolar Singapura melemah 0,12%, sementara dolar Taiwan juga tertekan 0,26% dan mencatatkan penurunan selama tiga hari berturut-turut, menandakan tekanan yang meluas di seluruh kawasan.