Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok lebih dari 3% pada awal perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun dalam 3,31% menjadi 7.571 pada pukul 09.02 WIB.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menilai sebenarnya sejak awal pekan kemarin masih terlihat aliran dana asing masuk cukup besar di IHSG. Akan tetapi, aliran dana asing berbalik arah karena efek ketidakpastian politik dalam negeri.
Dari global ada aliran dana melambat dan investor ternyata berhati-hati terkait independensi The Fed, setelah Presiden AS Donald Trump berupaya memecat Gubernur The Fed. Alhasil, inflow ke dana ekuitas global menjadi turun.
Selain itu, harga emas spot melonjak hingga sekitar US$3.448,5 per troy ounce, mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ketidakpastian politik, seperti upaya penggantian Gubernur The Fed oleh Trump, mendorong investor mencari perlindungan lewat emas.
Sementara itu dari domestik, ada sentimen kepercayaan konsumen yang naik sedikit, di mana indeks keyakinan konsumen per Juli naik ke 118,1 dari 117,8 pada Juni. Sub-indeks ekspektasi menunjukkan perbaikan didorong oleh harapan peningkatan pendapatan dan peluang kerja.
Pekan ini, David menilai pelaku pasar akan fokus pada sentimen kunci yakni aksi protes dan gejolak pasar.
“Demonstrasi mahasiswa dan pekerja mengenai gaji DPR, dana pendidikan, dan program makan sekolah berujung pada penurunan IHSG lebih dari 2% dan pelemahan rupiah hampir 1%. Bank Indonesia [BI] dan pengawas bursa perlu turun tangan untuk stabilisasi,” ujar David dalam keterangan tertulis pada Minggu (31/8/2025).
Ia pun memproyeksi IHSG cenderung melemah dalam sepekan ini karena market akan fokus pada dinamika demo dan pernyataan otoritas, termasuk langkah BI dan BEI atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar tidak menyebabkan kepanikan di pasar keuangan.