Ussindonesia.co.id – JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengambil langkah strategis dengan mengumumkan rencana akuisisi PT Karya Sentra Sejahtera (KSS). Transaksi penting ini akan dilakukan dari Lovage International Pte. Ltd dan IAHCC Investment Pte. Ltd, yang keduanya merupakan anak perusahaan dari First Reit, sebuah perusahaan real estat terkemuka asal Singapura.
Pelaksanaan akuisisi ini akan diwujudkan melalui dua entitas anak LPKR, yakni PT Abadi Jaya Sakti dan PT Tigamitra Ekamulia. Proses ini telah diikat dalam sebuah Penandatanganan Perjanjian Penjualan Saham Bersyarat (PPJB), menegaskan kesepakatan antara para penjual dan pembeli untuk melanjutkan transaksi.
Ratih Safitri, Corporate Secretary LPKR, menjelaskan bahwa Lovage dan IAHCCI akan menjual dan mengalihkan seluruh kepemilikan saham mereka di PT Karya Sentra Sejahtera, sebuah perseroan terbatas yang secara hukum berkedudukan di Tangerang. Adapun aset utama yang menjadi daya tarik KSS adalah Imperial Aryaduta Hotel & Country Club.
Lippo Karawaci (LPKR) Gelontorkan Rp 332,2 Miliar untuk Akuisisi Saham KSS
Nilai total dari rencana transaksi akuisisi ini mencapai Rp 332,2 miliar. Angka ini masih bersifat sebelum penyesuaian, yang akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk utang-utang yang ada maupun komitmen capital expenditure yang masih berjalan. Ratih menambahkan dalam keterangan resminya pada Senin (20/10/2025) bahwa perseroan meyakini transaksi ini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha Lippo Karawaci.
LPKR Chart by TradingView
Dari perspektif penjual, Victor Tan, CEO First Reit, memaparkan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Singapura (SGX) pada Jumat (17/10) bahwa divestasi KSS merupakan bagian integral dari strategi capital recycling yang dijalankan manajemen. Ia menyoroti bahwa IAHCC, sebagai aset non-inti lama, termasuk dalam daftar 32 aset yang telah diidentifikasi untuk dijual dalam portofolio mereka. Langkah ini sejalan dengan upaya berkelanjutan First Reit untuk membuka nilai, meningkatkan fleksibilitas neraca keuangan, serta mengoptimalkan struktur modal secara keseluruhan.
Menanggapi aksi korporasi ini, Praktisi Pasar Modal dan Founder WH-Project, William Hartanto, menilai akuisisi yang dilakukan LPKR ini terbilang positif. Namun, ia mengingatkan bahwa efek signifikannya kemungkinan baru akan terlihat dalam jangka panjang, mengingat perlunya berbagai pembenahan dan penyesuaian seiring dengan adanya pengendali baru. Secara teknikal, saham LPKR saat ini berada dalam tren melemah, dengan level support pada Rp 87 dan resistance Rp 95. William merekomendasikan strategi buy on weakness untuk saham Lippo Karawaci.