
Ussindonesia.co.id JAKARTA. Di tengah percepatan transformasi digital global, teknologi blockchain dan Web3 semakin dipandang sebagai fondasi baru bagi sistem ekonomi yang lebih inklusif dan efisien. Dukungan regulator menjadi pendorong industri ini, khususnya terkait bagaimana inovasi dapat tumbuh secara bertanggung jawab.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hasan Fawzi menekankan pentingnya tata kelola yang kuat dalam mendorong adopsi institusional teknologi tersebut. .
Menurutnya, OJK memastikan inovasi berjalan seiring dengan integritas pasar, perlindungan konsumen, dan stabilitas sistem keuangan.
“Dengan ekosistem berizin, mulai dari bursa, kustodian, hingga penyelenggara pasar, Indonesia memiliki landasan yang kuat untuk mengembangkan tokenisasi dan aset keuangan digital yang lebih kredibel dan terukur,” jelas Hasan, dalam keterangannya, awal pekan ini
Ia menambahkan, tahap selanjutnya adalah memperkuat kolaborasi lintas industri, institusi keuangan, dan mitra global. Targetnya bukan sekadar pertumbuhan, tetapi kualitas—use case yang jelas, tata kelola yang kuat, dan kolaborasi yang konsisten.
Bangun Ekosistem Blockchain, OJK dan BlockDevId Bekali Developer Strategi Pitching
“Dengan pasar domestik yang besar dan meningkatnya minat institusi, Indonesia berpeluang menjadi hub regional penerbitan aset keuangan digital,” ujarnya.
Arah ke sana terlihat di ajang Indonesia Blockchain Week (IDBW) 2025 yang dihadiri lebih dari 10.000 peserta dari dalam dan luar negeri.
“Kehadiran lebih dari 10.000 peserta menunjukkan bahwa ekosistem blockchain Indonesia semakin matang, solid, dan kolaboratif,” ujar Chairman IDBW 2025, Aditya Raflein
Sementara Calvin Kizana, CEO Tokocrypto menyoroti pentingnya pemanfaatan blockchain dan kecerdasan buatan AI di luar aktivitas perdagangan aset digital.
“Blockchain dan AI bukan sekadar tren jangka pendek. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan solusi nyata, mulai dari sistem pembayaran, pendanaan, hingga efisiensi bisnis,” kata Calvin.