
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) belum berencana melakukan aksi share buyback atau pembelian kembali saham, meski harga saham perseroan sudah terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun berjalan 2025 (year to date/ytd).
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham BBCA setidaknya sudah melemah hampir 19% ytd. Namun demikian, bank milik Djarum Group itu menegaskan belum ada langkah lanjutan untuk melakukan aksi buyback tambahan dalam waktu dekat.
SVP Investor Relations BCA Rudy Budiardjo menyampaikan, perseroan baru melakukan aksi buyback pada Maret 2025, ketika harga saham terkoreksi. Kendati begitu untuk kondisi saat ini, manajemen memilih untuk menyerahkan pergerakan saham pada mekanisme pasar.
“Pada saat ini kita belum memiliki rencana untuk melakukan share buyback,” kata Rudy dalam Public Expose Live, Kamis (11/9/2025).
: Indeks Bisnis-27 Dibuka di Zona Hijau, BBCA, BBNI hingga BBRI Bergerak Bullish
Di tengah kondisi pasar yang saat ini sangat volatile, Corporate Secretary BCA Ketut Alam Wangsawijaya menambahkan bahwa investor domestik mengambil kesempatan sehingga jumlah investor ritel meningkat hingga sekitar 409.000.
“Ini menunjukkan ada sedikit pergeseran dari komposisi asing ke domestik. Ini merupakan suatu hal yang wajar,” ujar Ketut.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih memastikan bahwa fundamental kinerja BCA sejauh ini tetap solid. Hal itu tercermin dari neraca keuangan perseroan dan likuiditas perseroan yang terjaga dengan baik.
“Aspek permodalan kita juga terjaga dengan baik pada tingkat yang sangat-sangat memadai untuk menopang kebutuhan dan juga ekspansi bisnis ke depan,” tutur John.
John juga mengungkapkan bahwa kualitas aset BCA tetap terjaga. Per Juni 2025, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada pada level 2,2%, Loan at Risk (LAR) 5,7%, dengan NPL coverage mencapai 167% dan LAR coverage sekitar 68%.
“Ini juga terus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya.
Pada paruh pertama 2025, BBCA membukukan raihan laba bersih konsolidasi senilai Rp29 triliun pada semester I/2025. Laba tersebut tumbuh 8% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp26,9 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana, BBCA mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,7% YoY menjadi Rp1.190 triliun per Juni 2025. Jenis simpanan giro dan tabungan atau dana murah berkontribusi sebesar 82,5% dari total simpanan perseroan. Dana murah perseroan tersebut tumbuh 7,3% YoY mencapai Rp982 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.