52 Persen BUMN Rugi, yang Sumbang Dividen Kurang dari 1 Persen

Jakarta, IDN Times – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) membeberkan dari 1.060 perusahaan BUMN dan anak usahanya, sebanyak 52 persen di antaranya rugi.

Jika dihitung, maka setidaknya ada 551 BUMN dan anak usaha yang mengalami kerugian.

“Yang rugi minimum 52 persen, rugi. Jadi itu pun sudah dipercantik-percantik,” kata Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir dalam Antara Business Forum di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).

1. Kurang dari 1 persen BUMN yang sumbang dividen

Pandu mengatakan, BUMN yang berhasil menyumbangkan dividen untuk negara hanyalah delapan perusahaan, alias kurang dari 1 persen.

“Dari 1060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, yang memberikan dividen itu hanya 95 persen datang dari 8. Less than 1 persen,” ujar Pandu.

2. Cara Danantara perbaiki kinerja BUMN yang rugi

Pandu mengatakan, saat ini Danantara berupaya melakukan konsolidasi BUMN untuk memperbaiki kinerja yang rugi tersebut. Konsolidasi dilakukan pada BUMN dengan lini bisnis yang sama.

“Contoh, asset management, kita dari 8 akan ubah jadi 1, itu akan menjadi asset management terbesar di Indonesia, dan yang bisa menjadi bersaing di skala regional. Itu nanti namanya pun akan kita lakuin. Ini contoh, rumah sakit di healthcare. Kita masa Pertamina punya rumah sakit banyak sekali,” tutur Pandu.

3. Daftar BUMN penyumbang dividen ke negara

Pada 2024, Kementerian BUMN melaporkan sumbangan dividen dari BUMN ke negara sebesar Rp85,5 triliun. Setoran itu berasal dari kinerja BUMN sepanjang 2023.

Ada 10 BUMN penyumbang dividen terbesar, sebagai berikut:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI: Rp25,7 triliun

  2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau Mandiri: Rp17,1 triliun

  3. Holding BUMN pertambangan MIND ID: Rp11,2 triliun

  4. PT Pertamina (Persero): Rp9,3 triliun

  5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk: Rp9,2 triliun

  6. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI: Rp6,2 triliun

  7. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN: Rp3 triliun

  8. PT Pupuk Indonesia (Persero): Rp1,2 triliun

  9. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo: Rp1 triliun

  10. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN: Rp420 miliar.

BP BUMN Buka Suara Potensi Waskita Delisting karena Merger BP BUMN Buka Suara soal Indofarma PHK 431 Karyawan BEI Sebut BUMN Absen IPO dalam 2 Tahun Terakhir