
Ussindonesia.co.id – , JAKARTA — Harga buyback emas Antam mengalami kenaikan dua digit untuk periode berjalan 2025 hingga Senin (24/11/2025).
Berdasarkan data Logam Mulia, harga buyback emas Antam terkoreksi Rp1.000 ke Rp2.201.000 pada Senin (24/11/2025). Posisi itu masih menjauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di Rp2.336.000 pada 21 Oktober 2025.
Kendati demikian, harga buyback emas Antam tercatat telah menguat 61,24% untuk periode berjalan 2025.
: Harga Emas Antam Turun Tipis Hari Ini (24/11) Dibanderol Rp2,34 Juta per Gram
Harga buyback merupakan harga acuan pembelian kembali berdasarkan ukuran 1 gram oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM).
Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.
Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.
Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Sementara itu, pergerakan harga buyback emas Antam sejalan dengan mahar logam mulia di pasar global.
: : Harga Emas Hari Ini Senin, 24 November di Pasar Spot usai Tertekan Pekan Lalu
Diberitakan Bisnis sebelumnya, harga emas bergerak variatif pada awal perdagangan pekan ini, Senin (24/11/2025) setelah ditutup di atas US$4.000 per troy ounce pada perdagangan pekan lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot menguat tipis 0,07% atau 2,44 poin ke level US$4.067,58 per troy ounce pada pukul 06.39 WIB, setara Rp2,17 per gram.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS kontrak Desember 2025 terpantau melemah 0,32% atau 13,2 poin ke level 4.102,8 per troy ounce.
Harga emas tercatat melemah 0,38% pekan lalu dan risiko penurunan masih berlanjut karena logam mulia ini masih diliputi sentimen negatif. Hal ini termasuk ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat dalam pertemuan terakhir Federal Reserve tahun ini.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan probabilitas lebih dari 69% untuk pemangkasan suku bunga pada bulan depan. Namun banyak ekonom melihat peluang itu masih seimbang, 50:50, sehingga data ekonomi diperkirakan menjadi penentu utama beberapa minggu ke depan.
Melansir Kitco, Senin (24/11/2025), Direktur Proptraderedge.com Kathy Lien mengatakan bahwa banyak sentimen negatif sudah tercermin dalam pasar sehingga data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dapat memberikan tekanan tambahan terhadap emas.
“Dalam jangka pendek antara sekarang hingga tiga bulan, emas menjadi aset yang sangat banyak diperdagangkan. Arus kabar positif minggu depan bisa menjadi risiko tersendiri bagi emas,” jelasnya seperti dilansir dari Kitco News, Senin (24/11/2025).
Lien menuturkan bahwa ia akan mencermati data penjualan perdana selama libur panjang Thanksgiving. Menurutnya, jika data menunjukkan daya beli konsumen masih kuat, The Fed berpeluang mempertahankan suku bunga pada Desember.