
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,51% ke level 8.700,92 pada perdagangan Rabu (10/12/2025).
Kenaikan IHSG mencerminkan pemulihan pasar di tengah sikap wait and see investor menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve.
Meski indeks menguat, investor asing masih membukukan net sell sekitar Rp126 miliar, sehingga penguatan lebih banyak ditopang oleh aksi beli selektif pada sejumlah saham.
IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Senin (8/12)
Dari eksternal, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin menjadi sentimen utama yang mendukung risk appetite pelaku pasar.
Sementara dari domestik, stabilnya nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.680 per dolar AS serta penurunan tipis JISDOR memberikan tambahan kenyamanan bagi investor.
Penguatan IHSG juga ditopang oleh sektor energi, basic materials, dan infrastruktur yang mencatatkan kinerja positif sepanjang hari.
Secara teknikal, IHSG dinilai masih berada dalam fase konsolidasi menguat setelah reli sebelumnya. Indeks masih bertahan di atas area support penting 8.650-8.690, yang menjadi penentu keberlanjutan tren jangka pendek.
IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Simak Saham Rekomendasi Analis, Jumat (5/12)
“Selama level ini bertahan, peluang penguatan lanjutan masih terbuka dengan resistance terdekat di 8.720-8.745,” ujar Pengamat pasar modal sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Ia menambahkan, penembusan resistance dengan dukungan volume akan memperkuat peluang breakout, meski volatilitas diperkirakan tetap tinggi seiring pasar mencermati arah kebijakan moneter global.
Untuk perdagangan Kamis (11/12/2025), IHSG diproyeksikan bergerak sideways dengan bias menguat, seiring pelaku pasar menunggu nada pernyataan The Fed dan proyeksi ekonomi Amerika Serikat.
Rotasi sektor dan pergerakan saham berkapitalisasi besar diperkirakan masih menjadi penggerak indeks, dengan pola transaksi yang tetap selektif.
Dalam jangka pendek, Hendra menilai sektor energi, basic materials, dan infrastruktur masih menarik untuk diperhatikan. Ia merekomendasikan BRPT untuk buy dengan target Rp 4.070 serta SCMA untuk trading buy dengan target Rp450.
IHSG Diprediksi Berpotensi Tembus 10.000 pada 2026, Cek Saham Rekomendasi Analis
Selain itu, BBYB dan BULL juga dinilai menarik untuk strategi trading jangka pendek, dengan target masing-masing Rp 494 dan Rp348.
Sementara itu, saham BUMI mencuri perhatian setelah mencatatkan lonjakan volume dan harga, dengan asing membukukan net buy sekitar Rp539 miliar di saham tersebut.
“Pasar saat ini bergerak sangat selektif, mengandalkan momentum serta katalis spesifik pada masing-masing saham,” pungkas Hendra.