Perpecahan di The Fed tahun ini diperkirakan berlanjut hingga 2026

Note: Di paling bawah ada Meta Des., FAQ, dan Key Points

Sumber rujukan:

  • https://finance.yahoo.com/news/divisions-at-the-fed-that-defined-2025-are-expected-to-carry-into-2026-182017036.html

  • https://www.forexfactory.com/news/1376559-divisions-at-the-fed-that-defined-2025-are

  • https://www.metalsmine.com/news/1376559-divisions-at-the-fed-that-defined-2025-are/amp

Jakarta, IDN Times – Federal Reserve (The Fed) mengakhiri 2025 dengan dinamika internal yang jarang terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Dua mandat utama bank sentral Amerika Serikat—menjaga stabilitas harga dan mencapai lapangan kerja maksimum—berada dalam posisi saling bertentangan, menciptakan perpecahan kebijakan yang mengingatkan pada era stagflasi 1970-an.

Kondisi tersebut tidak hanya memengaruhi arah suku bunga sepanjang 2025, tetapi juga diperkirakan akan terus membayangi kebijakan moneter hingga 2026. Sejumlah ekonom menilai tantangan membangun konsensus di dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan tetap besar, terlebih dengan kemungkinan hadirnya ketua bank sentral baru tahun depan.

1. Konsensus sulit di tengah inflasi tinggi dan pasar kerja melemah

Ketua The Fed Jerome Powell disebut berhasil menyatukan pandangan bank sentral yang terbelah untuk memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang 2025. Namun, menurut Kepala Ekonom AS Deutsche Bank, Matthew Luzzetti, situasi tersebut tidak menjamin kemudahan serupa di masa depan.

“Meski jalur yang paling mungkin tetap mengarah pada pemangkasan suku bunga lanjutan, kami juga melihat skenario risiko di mana ketua berikutnya justru menghadapi komite yang ingin menaikkan suku bunga,” ujar Luzzetti, dilansir Yahoo Finance.

Pandangan serupa disampaikan Kepala Ekonom Huntington Bank, Ian Wyatt.

“Ketua baru akan menghadapi tugas berat untuk menyatukan pandangan dan membangun konsensus dalam lingkungan seperti ini, terutama jika pandangannya jauh berbeda dari posisi mayoritas gubernur,” ujar Wyatt.

2. Pengaruh Trump membesar dan tekanan terhadap independensi The Fed

Memasuki 2025, perubahan kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump—mulai dari tarif perdagangan yang fluktuatif hingga pembatasan imigrasi—membuat The Fed mengambil sikap menunggu. Para pejabat bank sentral berupaya menilai dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pasar tenaga kerja.

Sikap tersebut memicu ketidakpuasan Trump. Sepanjang tahun, ia secara terbuka menekan The Fed agar menurunkan suku bunga dan menyerang Powell, termasuk dengan ancaman pemecatan yang sempat mengguncang pasar karena dinilai berpotensi mengganggu independensi bank sentral.

Meski tidak memecat Powell, Trump memecat Gubernur The Fed Lisa Cook atas dugaan penipuan hipotek, kasus yang masih dalam proses hukum dan dijadwalkan akan didengar Mahkamah Agung awal tahun depan.

3. Perpecahan kebijakan semakin terlihat sepanjang 2025

Pada pertengahan tahun, tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja mulai muncul. Dalam rapat kebijakan Juli, The Fed kembali menahan suku bunga, memicu perbedaan pendapat dari Gubernur Chris Waller dan Michelle Bowman yang lebih memilih pemangkasan suku bunga sebagai langkah preventif untuk melindungi pasar kerja.

Memasuki Agustus, data ketenagakerjaan menunjukkan pelemahan yang lebih besar dari perkiraan, mendorong Powell membuka jalan bagi pemangkasan suku bunga pada September. Langkah tersebut menjadi yang pertama dari tiga pemangkasan hingga musim gugur, mengulang pola pada 2024.

Situasi semakin rumit ketika Amerika Serikat mengalami penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah, membuat The Fed kekurangan data resmi. Bank sentral mengandalkan data sektor swasta, yang relatif tersedia untuk pasar kerja tetapi terbatas untuk inflasi dan harga.

Pada Desember, perpecahan internal semakin nyata. Meski The Fed memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya, Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee dan Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid menyatakan dissent karena lebih memilih menahan suku bunga akibat kekhawatiran inflasi.

Di sisi lain, Stephen Miran justru menginginkan pemangkasan yang lebih besar sebesar 50 basis poin. Enam anggota non-voting juga disebut lebih memilih tidak memangkas suku bunga.

4. Awal 2026 yang hati-hati dan tantangan ketua baru

Meski dampak inflasi dari tarif dinilai lebih ringan dari perkiraan, perbedaan pandangan tetap ada. Powell dan Waller memperkirakan inflasi akibat tarif akan mencapai puncak pada kuartal pertama dan menurun setelahnya. Namun, Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack dan Presiden The Fed Dallas Lorie Logan—keduanya menjadi anggota voting tahun depan—khawatir inflasi akan tetap tinggi lebih lama.

Data inflasi terbaru November menunjukkan perlambatan kenaikan harga, tetapi sejumlah pejabat meragukan akurasinya. Presiden The Fed New York John Williams mengatakan angka inflasi kemungkinan diremehkan sebesar 0,1 poin persentase, sementara Hammack menilai selisihnya bisa mencapai 0,2 hingga 0,3 poin persentase. Pada saat yang sama, tingkat pengangguran naik ke 4,6 persen.

The Fed memperkirakan hanya satu kali pemangkasan suku bunga pada 2026. Kepala Ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach, menyebut potensi data inflasi yang berfluktuasi masih ada.

“Kita mungkin melihat beberapa data inflasi yang panas seiring meningkatnya permintaan dari pengembalian pajak yang lebih besar pada awal 2026, tetapi inflasi diperkirakan mendingin pada paruh akhir tahun depan,” ujar Roach.

Mantan Presiden The Fed Kansas City, Esther George, memperkirakan pengangguran akan stabil pada level lebih tinggi dan inflasi tetap tinggi di tengah defisit fiskal besar dan pertanyaan tentang independensi The Fed.

“Dengan gangguan dalam rilis data resmi, FOMC kemungkinan akan bergerak hati-hati tetapi tetap mempertahankan kecenderungan menurunkan suku bunga pada 2026,” ujar George.

Tahun depan juga akan menjadi momen pergantian ketua The Fed untuk pertama kalinya dalam delapan tahun. Meski presiden diperkirakan menunjuk figur yang mendukung suku bunga lebih rendah, sejumlah analis menilai perpecahan internal akan tetap membatasi ruang gerak kebijakan moneter, setidaknya pada paruh awal 2026.

Meta Description

Perpecahan kebijakan di Federal Reserve sepanjang 2025 diperkirakan berlanjut ke 2026, di tengah inflasi tinggi, pasar kerja melemah, dan pengaruh politik yang meningkat.

FAQ seputar The Fed

Mengapa The Fed terpecah sepanjang 2025?

Karena mandat inflasi dan lapangan kerja bergerak berlawanan, memicu perbedaan pandangan soal arah suku bunga.

Berapa kali The Fed memangkas suku bunga pada 2025?

The Fed memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang 2025.

Apa tantangan utama The Fed pada 2026?

Membangun konsensus kebijakan di tengah inflasi yang masih tinggi dan pergantian ketua bank sentral.

Key Points

  • Perbedaan pandangan di The Fed pada 2025 diperkirakan berlanjut hingga 2026.

  • Tekanan politik dan keterbatasan data memperumit pengambilan kebijakan moneter.

  • The Fed memperkirakan hanya satu kali pemangkasan suku bunga pada 2026.

The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga Lagi, Prospek 2026 Masih Abu-Abu Trump Sudah Kantongi Nama Pengganti Ketua The Fed Trump Sebut Sudah Tahu Pilihannya untuk Ketua The Fed Berikutnya