
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Harbour Energy plc menjual hak partisipasinya di dua proyek migas di Indonesia, yakni Lapangan Natuna Sea Block A dan Blok Tuna, kepada Prime Group dengan nilai transaksi tunai sebesar US$215 juta atau sekitar Rp3,57 triliun (asumsi kurs Rp16.635 per US$).
Harbour mengumumkan bahwa penjualan hak partisipasi Natuna Sea Block A efektif sejak 1 Januari 2025, sedangkan penjualan proyek Tuna akan berlaku efektif pada saat penyelesaian transaksi. Transaksi penjualan masih bergantung pada persetujuan regulator dan penyelesaiannya ditargetkan pada kuartal II/2026.
Steve Cox, Managing Director Unit Bisnis Indonesia Harbour menyampaikan bahwa transaksi tersebut merupakan tonggak penting bagi Harbour di Indonesia dan mendukung strategi perusahaan untuk memfokuskan modal serta sumber daya pada peluang-peluang yang paling kompetitif dan bernilai material.
: SKK Migas Dorong Pertamina Garap Blok Tuna Bareng BUMN Rusia
“Transaksi ini juga menjadi momen yang penting bagi rekan-rekan kami di Indonesia, yang melalui kerja keras dan dedikasi mereka selama bertahun-tahun telah membangun Natuna Block A dan Tuna menjadi aset berkualitas tinggi. Saya berharap yang terbaik bagi mereka saat memasuki babak baru di bawah kepemilikan Prime Group yang berpengalaman,” ujar Cox melalui keterangan resmi, dikutip Senin (15/12/2025).
Harbour merupakan operator di kedua proyek tersebut dengan hak partisipasi sebesar 28,67% di Natuna Block A yang telah berproduksi dan 50% di Blok Tuna yang masih dalam tahap pengembangan.
: : SKK Migas Singgung Nasib Blok Tuna di Tangan Zarubezhneft Rusia
Natuna Sea Block A telah menghasilkan sekitar 4.000 barel setara minyak per hari (boepd) secara neto selama periode 9 bulan hingga 30 September 2025, sedangkan per akhir 2024, Blok Tuna diperkirakan memiliki sumber daya 2C sebesar 54 MMboe.
Setelah penyelesaian transaksi, Harbour akan tetap mempertahankan keberadaannya di Indonesia melalui kepentingannya pada penemuan-penemuan di Laut Andaman.
: : Zarubezhneft Rusia Lanjut Garap Blok Tuna, Harbour Energy Hengkang
Sementara itu, Prime Group juga telah memiliki bisnis hulu dan hilir minyak dan gas di Indonesia, termasuk kepemilikan 25% di Lapangan Natuna Sea Block B yang sudah berproduksi.
Diberitakan sebelumnya, Harbour Energy Group tak bisa melanjutkan penggarapan Blok Tuna. Hal ini tak lepas dari pengenaan sanksi dari negara Barat kepada Rusia. Untuk diketahui, di Blok Tuna, Harbour lewat Premier Oil Tuna B.V. bermitra dengan ZN Asia Ltd, anak usaha BUMN Rusia Zarubezhneft, yang juga memegang hak partisipasi 50%.