
Ussindonesia.co.id JAKARTA — Investor kawakan Lo Kheng Hong telah mempersiapkan sejumlah langkah investasi saham pada 2026 atau tahun kuda api. Saham apa saja yang akan masuk ke dalam portofolio Lo Kheng Hong tahun depan?
Lo mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang kemungkinan bisa menjadi pendorong pasar saham Indonesia pada 2026. Di antara faktor pendorong adalah tren penurunan suku bunga acuan bank sentral.
Bank Indonesia (BI) sendiri telah menurunkan suku bunga acuannya lima kali pada tahun ini hingga menyentuh level 4,75%. Level suku bunga saat ini juga menjadi yang terendah sejak Oktober 2022. Pada tahun depan, BI masih mempunyai ruang menurunkan suku bunga acuannya.
Seiring dengan penurunan suku bunga acuan menurutnya terdapat peluang untuk investasi di saham perbankan pada 2026.
“Ada rencana beli [saham]. Saya biasanya suka sektor perbankan,” kata Lo usai acara BIG 40 Award pada Senin (8/12/2025) di Jakarta.
: Lo Kheng Hong Raih BIG 40 Awards, Buah Kesabaran & Analisis Investasi Raih Kemandirian Finansial
Untuk saham di sektor perbankan, dia secara khusus menyasar saham bank pelat merah atau himpunan bank milik negara (Himbara) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) hingga PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI). Menurutnya, saham Himbara telah tersengat oleh sentimen stimulus dan bantuan likuiditas dari pemerintah.
Selain saham sektor perbankan, dia pun menilai saham sektor pertambangan hingga sektor sawit menjanjikan pada 2026. Di samping itu, dia menilai saham-saham dengan tebaran dividen tinggi juga menjadi incaran.
“Misal Bank Mandiri, dividend yield [imbal hasil dividen] bisa 9%. BRI dividend yield bisa 8%. Itu sudah dua kali lebih besar dari suku bunga bank. Kalau deposito bank 5%, potong pajak, kan tinggal 4%. Kalau di-dividend kan 8%, jadi lebih tinggi,” ujar Lo.
Adapun, pada akhir tahun ini, Lo Kheng Hong masih bertengger di daftar pemegang saham terbesar sejumlah emiten Indonesia. Lo pun tercatat aktif bermanuver dalam investasi sahamnya.
Untuk sektor perkebunan sawit, Lo Kheng Hong menjadi investor individu dengan kepemilikan saham terbesar di emiten Grup Salim PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP). PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan Lo Kheng Hong memegang 779,20 juta lembar saham SIMP setara dengan 5,03%.
Selanjutnya, Lo Kheng Hong juga menjadi investor individu dengan kepemilikan terbesar untuk emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM). Data KSEI menunjukkan jumlah saham ABMM yang dipegang oleh Lo Kheng Hong sebanyak 154,01 juta lembar atau setara dengan 5,59%.
Kemudian, Lo Kheng Hong terpantau memiliki portofolio jumbo di saham emiten sektor properti PT Intiland Development Tbk. (DILD). Lo Kheng Hong tercatat memegang 691,51 juta lembar saham DILD. Kepemilikan itu setara dengan 6,67%.
Selain itu, Lo Kheng Hong tercatat juga masuk ke dalam daftar pemegang saham terbesar atau kepemilikan di atas 5% untuk PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dan PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL). Adapun, kepemilikan Lo Kheng Hong yakni 5,76% di saham GJTL dan 6,44% untuk saham BMTR pada sesi penutupan kuartal III/2025.
Selain portofolio saham jumbo, Lo Kheng Hong juga memiliki portofolio deretan emiten lain meski masih di bawah 5%, seperti di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Terbaru, Lo Kheng Hong menambah kepemilikan sahamnya di BDMN menjadi 26,10 juta lembar setara dengan 0,26%. Dia menempati posisi kelima daftar pemegang saham Bank Danamon Indonesia terbesar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.